Jemaat Pertama
Di dalam
kitab Kisah Para Rasul dapat kita bedakan beberapa golongan. Yang pertama
adalah jemaat mula-mula di Yerusalem. Nama Petrus tidak dapat dilepaskan dari
jemaat itu. Dialah saksi pertama tentang kebangkitan (1 Kor 15:5, bnd. Luk 24:34
dan Yoh 20 dan 21). Untuk jemaat pertama, kebangkitan itu merupakan tanda
pemulihan-kembali persekutuan antara Tuhan dengan muridimurid-Nya, juga antara
murid yang satu dengan yang lain. Kebangkitan itulah “bukti” bahwa kerajaan sorga
telah datang. Sekarang fakta yang menggembirakan itu boleh dan harus
diberitakan ke mana-mana. Yesus Kristus menjadi isi-pusat pekabaran Injli.
DiaIah autobasileia (kerajaan Allah dalam diriNya) menurut ungkapan Oriigenes.
Tentulah
tidak kebetulan bahwa jemaat pertama berkumpul di Yerusalem, sebagai tanda
persiapan berkumpulnya semua bangsa. Itulah permulaan zaman baru! Yerusalem
ditunjuk oleh Tuhan Yesus juga selaku pangkalan pekabaran Injil sampai ke ujung
bumi (Kis 1:8). Di situlah para murid, yang ditinggalkan oleh Tuhannya itu,
harus menunggu kedatangan Roh Kudus (1:6); di situlah Roh Kudus dicurahkan
(2:1-13). Di situlah pula diadakan pemberitaan Injil yang pertama (2:14-39).
Pemberita pertama ialah Petrus! Dialah yang memimpin jemaat pertama (bnd. Mat
16:18- 19; Yoh 21:15 dyb dan Gal 1:18). 9 Beberapa khotbah Petrus ada termaktub
dalam Kisah Para Rasul, dan menurut pendapat C.H. Dodd, khotbah-khotbah itu
mencerminkan inti-pati kerygma (= pemberitaan) jemaat pertama di Yerusalem.)
Dia mengadakan penyelidikan khusus terhadap khotbah-khotbah, seperti yang
tertera dalam Kis 2:14-39; 3:12-26; 4:8-12; 5:29-32 dan 10:34-43. Pemberitaan
itu ditujukan kepada orang-orang Yahudi (dan proselit, 2:11). Di dalam isinya,
yang berkisar pada Yesus, dapat dibedakan beberapa pokok yang setiap kali
berulang kembali: (1) Penggenapan Perjanjian Lama (Kis 2:16; 3:18-24).
Masa-Persiapan yang berlangsung sampai dengan Yohanes Pembaptis (10:37, bnd.
13:24-25) telah lewat.
(2) Zaman keselamatan itu telah didatangkan oleh pelayanan, kematian dan kebangkitan Yesus. Segala sesuatu itu terjadi Sesuai dengan janji. Dialah Anak Daud (2:30-31, bnd. Mzm 132:11). Ia telah melakukan “mujizat-mujizat dan tanda-tanda” (2:22) dan perbuatan baik (10:38). Dialah Hamba Allah (Pais Theou, 3:13,26, bnd. 4:27, 30). Namun demikian, Dia kamu bunuh (kamu = orang Yahudi, 2:23; 3:13-15; 5-30). Tetapi sesuai dengan janjiNya, Allah membangkitkan Yesus (2:32; 3:15; 4:10; 10:40).
(2) Zaman keselamatan itu telah didatangkan oleh pelayanan, kematian dan kebangkitan Yesus. Segala sesuatu itu terjadi Sesuai dengan janji. Dialah Anak Daud (2:30-31, bnd. Mzm 132:11). Ia telah melakukan “mujizat-mujizat dan tanda-tanda” (2:22) dan perbuatan baik (10:38). Dialah Hamba Allah (Pais Theou, 3:13,26, bnd. 4:27, 30). Namun demikian, Dia kamu bunuh (kamu = orang Yahudi, 2:23; 3:13-15; 5-30). Tetapi sesuai dengan janjiNya, Allah membangkitkan Yesus (2:32; 3:15; 4:10; 10:40).
(3)
Peninggian dan pembangkitan. Yesus “ditinggikan oleh tangan kanan Allah” (2:33;
5:31, bnd. Mzm 110:1). “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa
Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus”
(2:36, bnd. 5:31).
(4) Kepada para saksi kebangkitan Yesus Kristus dikaruniakan Roh Kudus selaku tanda kekuasaan dan kehadiranNya yang muh a (2:33; 5:32). (5) Yesus akan datang kembali sebagai hakim (3:21; 10:42). (6) Pada akhir pemberitaan, selalu ada seruan untuk bertobat, ada penawaran keampunan dan karunia Roh Kudus, ada penawaran hidup bahagia; jalan untuk memperoleh semuanya itu ialah melalui baptisan (2:38-39; 3:19,25-26; 4:12; 5:31; 10:43).
Demikianlah berlangsung apa yang oleh sipengarang Kisah Para Rasul disebut “memberitakan Kerajaan Allah”. Masih d.apat ditambahkan satu unsur lagi, yaitu:
(7) Para rasul memperkenalkan diri sebagai saksi kebangkitan Yesus (2:32; 3:15; 5:32; 10:41-42, bnd. 1:22; 13:31). Itulah satu2nya kewibawaan mereka.
(4) Kepada para saksi kebangkitan Yesus Kristus dikaruniakan Roh Kudus selaku tanda kekuasaan dan kehadiranNya yang muh a (2:33; 5:32). (5) Yesus akan datang kembali sebagai hakim (3:21; 10:42). (6) Pada akhir pemberitaan, selalu ada seruan untuk bertobat, ada penawaran keampunan dan karunia Roh Kudus, ada penawaran hidup bahagia; jalan untuk memperoleh semuanya itu ialah melalui baptisan (2:38-39; 3:19,25-26; 4:12; 5:31; 10:43).
Demikianlah berlangsung apa yang oleh sipengarang Kisah Para Rasul disebut “memberitakan Kerajaan Allah”. Masih d.apat ditambahkan satu unsur lagi, yaitu:
(7) Para rasul memperkenalkan diri sebagai saksi kebangkitan Yesus (2:32; 3:15; 5:32; 10:41-42, bnd. 1:22; 13:31). Itulah satu2nya kewibawaan mereka.
Demikianlah
kerygma jemaat Yerusalem, yang ditujukan kepada orang-orang Yahudi. Bagi mereka
ada prioritas (proton, 3:26). Tetapi di samping berPl kepada orang Yahudi,
Petruspun menenrima orang-orang yang bukan-Yahudi (Kornelius, fas. 10—11).
Bahkan dia bersedia turut makan sehidangan dengan orang-orang Kristen-asa1- bukan-Yahudi
(yang tidak bersunat, Gal 2:12). Baptisan dalam jemaat pertama adalah tanda
pengampunan dosa dan penerimaan Roh Kudus (2:38, bnd. 10:47-48).
Golongan
kedua yang terdapat dalam jemaat pertama itu Ialah umat Kristen-Yahudi yang
partikularistis. Golongan ini merupakan lanjutan dari umat Yahudi partikularistis,
meskipun
mereka telah dibaptis (bnd. § 6). Terutama dalam Injil Matius masih terdapat sifat-sifat kekristenan sejenis itu: terikat kepada Taurat; terbatas Plnya kepada umat Yahudi (dengan mendalilkannya atas Mat 10:5 !); adanya kasuistik dan ahli-Taurat Kristen; menitikberatkan Bait-Allah; menekankan kebangsaan; keberatan untuk bergaul dengan orang-orang yang tak bersunat, sekalipun mereka Kristen (Kis 11:2-3); sunat sebagai semboyan (15:1). Golongan ini disebut “beberapa orang dan golongan Farisi, yang telah menjali percaya” (15:5). Mereka ingin membebankan Taurat Musa kepada orang Kristen baru-asal--bangsa2 lain (15:5); kalau tidak, mengadakan diskriminasi (perbedaan) (51:9). Mereka itu oleh Paulus disebut “saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus “ (Gal 2:4). Kebebasan mau diganti dengan perhambaan lagi! Sangat boleh jadi mereka sama dengan “beberapa orang dan kalangan Yakobus” (Gal 2:12). Yang ditekankan dalam pemberitaan mereka ialah “melakukan hukum Taurat” (3:2). )
mereka telah dibaptis (bnd. § 6). Terutama dalam Injil Matius masih terdapat sifat-sifat kekristenan sejenis itu: terikat kepada Taurat; terbatas Plnya kepada umat Yahudi (dengan mendalilkannya atas Mat 10:5 !); adanya kasuistik dan ahli-Taurat Kristen; menitikberatkan Bait-Allah; menekankan kebangsaan; keberatan untuk bergaul dengan orang-orang yang tak bersunat, sekalipun mereka Kristen (Kis 11:2-3); sunat sebagai semboyan (15:1). Golongan ini disebut “beberapa orang dan golongan Farisi, yang telah menjali percaya” (15:5). Mereka ingin membebankan Taurat Musa kepada orang Kristen baru-asal--bangsa2 lain (15:5); kalau tidak, mengadakan diskriminasi (perbedaan) (51:9). Mereka itu oleh Paulus disebut “saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus “ (Gal 2:4). Kebebasan mau diganti dengan perhambaan lagi! Sangat boleh jadi mereka sama dengan “beberapa orang dan kalangan Yakobus” (Gal 2:12). Yang ditekankan dalam pemberitaan mereka ialah “melakukan hukum Taurat” (3:2). )
Di kemudian
hari — setelah keruntuhan kota Yerusalem — jemaat ini mengungsi: semakin hari
semakin terpencil dan Semakin bersifat sektaris. Namanya menjadi para Ebyonit
(= orang-orang miskin, ‘bnd. Mat 5:3; Roma 15:26). Akhirnya mereka boleh dikata
hilang dan halaman-halaman sejarah, andaikata mereka tidak turut mempengaruhi
nabi Muhammad.
Sebagai
golongan ketiga haruslah disebut umat Kristen-Yahudi peranakan Gerika; jadi
orang-orang Yahudi dan Diaspora yang sudah masuk Kristen. Mereka itu masih
disebut orang Hellenis dalam Kis 6:1. Juga golongan ini berpusat di Yerusalem,
tetapi kemudian, akibat penganiayaan, mereka berserak-serak ke daerah Yudea dan
Samaria (Kis 8:1), di mana mereka mulai mengabarkan Injil (8:4), misalnya
Filipus kepada orang2 Samaria (8:5,26), bahkan seorang sida-sida yang berasal
dari Etiopia, rupa-rupanya seorang proselit, ditobatkannya sampai dibaptis
(8:26-40). Kemudian yang menjadi pusat pekabaran Injil ialah terutama Kaisaria
(8:40; 21:8). Kegiatan missioner golongan ini tak terbatas: Fenisia, Siprus,
Antiokhia (11:19, di mana Injil Tuhan Yesus dibawa sampai kepada
orang-orang kafirpun (“orang-orang Yunani”, 11:20). Berkat pekerjaan itu
“Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.” (11:24,26). Di situpun untuk pertama kali
para murid Yesus Kristus disebut Christianoi
(Kristen,
11:26). Maka Antiokhia menjadi pusat bagi usaha missioner yang Barnabas.
Seorang pemimpin ialah Barnabas yang berasal dan Siprus. Dialah yang berhasil
menemukan Paulus dan membawanya ke Antiokhia (11:25). Pada masa itupun jemaat
di Iskandaria dan Roma didirikan.
Di kalangan umat Kristen Yahudi, peranakan Gerika inlah merupakan dasar kegiatan Paulus (Gal 1:21). Jemaat Antiokhia mengutus Barnabas dan Paulus untuk mengabarkan Injil karena panggilan Roh Kudus (Kis 13:1 dyb). Dengan dimulai dan orang-orang Yahudi (13:5, 14 dyb), mereka itu meneruskan pekerjaannya di antara orang-orang proselit (14:1 dyb) dan orang-orang yang sungguh-sungguh kafir (penyembah dewa-dewa) (14:8 dyb), sesuai dengan bagan yang diberikan dalam 1:8. Demikianlah .Paulus memasuki dunia kebudayaan Yunani dengan Injil Yesus Kristus I
Di kalangan umat Kristen Yahudi, peranakan Gerika inlah merupakan dasar kegiatan Paulus (Gal 1:21). Jemaat Antiokhia mengutus Barnabas dan Paulus untuk mengabarkan Injil karena panggilan Roh Kudus (Kis 13:1 dyb). Dengan dimulai dan orang-orang Yahudi (13:5, 14 dyb), mereka itu meneruskan pekerjaannya di antara orang-orang proselit (14:1 dyb) dan orang-orang yang sungguh-sungguh kafir (penyembah dewa-dewa) (14:8 dyb), sesuai dengan bagan yang diberikan dalam 1:8. Demikianlah .Paulus memasuki dunia kebudayaan Yunani dengan Injil Yesus Kristus I
Golongan
yang ketiga ini menjauhkan diri dari Bait-Allah (6: 13-14). Isi pemberitaan mereka ialah “tentang Kerajaan
Allah dan tentang nama Yesus Kristus” (8:12) atau “Injil Yesus” (8:35), kalau
terhadap orang-orang Yahudi atau proselit; sedangkan terhadap orang kafir
(bangsa2 lain) yang diutamakan ialah bahwa Yesus itu kurios (= Tuhan, 11:20).
Pemberitaan itu berimplikasi (meliputi) meninggalkan berhala yang sia-sia dan
bertobat kepada Allah yang hidup (14:15). Umat Kristen Yahudi Hellenis ini tidak
meragukan lagi bahwa Injil Yesus Kristus dialamatkan kepada orang-orang Yahudi
maupun kepada orang-orang kafir (orang-orang yang bukan Yahudi). Hal itu
menjadi nyata pula dan Mat 28:18-20 yang menurut para ahli ilmu PB, mungkin
sekali mendapat bentuknya yang sekarang di Antiokhia.
Bagian
penutup dari Injil pertama yang sangat mengesankan itu terdiri dari tiga
bagian:
a. Ucapan kewibawaan (ay. 18b): “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”.
Di sini Yesus berdiri selaku raja, selaku pewujudan dari Daniel 7:13-14. Berdasarkan kebangkitanNya, Ia ditinggikan dan dimakotai menjadi pemerintah dan hakim dunia. )
b. Pemroklamasian raja (ay 19:20a): “Karena itu pergilah, jadikaniah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka…… dan ajarlah mereka…… “ yang diharapkan dari sediakala telah datang; janji-janji dahulu telah genap; Raja dunia sudah bertakhta, tinggal diproklamasikan di mana-mana! “Pemberitaan Injil adalah pemroklamasian pemerintahan Kristus di antara segala bangsa. PI terdiri dari pemroklamasian, pemberitaan tanda-penaklukan-diri kepada raja dunia (baptisan) dan pengajaran ketaatan kepada perintah=perintahNya. Injil sebagai Torah baru bagi semua bangsa.
a. Ucapan kewibawaan (ay. 18b): “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”.
Di sini Yesus berdiri selaku raja, selaku pewujudan dari Daniel 7:13-14. Berdasarkan kebangkitanNya, Ia ditinggikan dan dimakotai menjadi pemerintah dan hakim dunia. )
b. Pemroklamasian raja (ay 19:20a): “Karena itu pergilah, jadikaniah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka…… dan ajarlah mereka…… “ yang diharapkan dari sediakala telah datang; janji-janji dahulu telah genap; Raja dunia sudah bertakhta, tinggal diproklamasikan di mana-mana! “Pemberitaan Injil adalah pemroklamasian pemerintahan Kristus di antara segala bangsa. PI terdiri dari pemroklamasian, pemberitaan tanda-penaklukan-diri kepada raja dunia (baptisan) dan pengajaran ketaatan kepada perintah=perintahNya. Injil sebagai Torah baru bagi semua bangsa.
C. Janji
kehadiran (ay 20b: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”).
Yesus yang bangkit itu sendiri menyertai pekabaran Injil di seluruh dunia dan
di sepanjang segala zaman ! Proklamasi Yesus ini, dan demikian juga pemroklamasian
kekuasaanNya oleh murid-murid-Nya, membuka zaman baru. Eskhatologia yang
digenapkan itu menjamin kepastian janji-janji Allah dan memberi pengharapan
baru bahwa sejarah selanjutnya akan dipimpin-Nya juga. Masadepan yang
gilang-gemilang, seperti yang dijanjikan dahulu, sekarang telah tiba sebagai
langkah pertama dalam rentetan penggenapan janji Allah. Dengan kebangkitan
Kristus, kesudahan alam sudah lebih dekat dan tampak. Sisa waktu harus diisi
dengan PI, supaya pemerintahan Kristus diwujudkan di mana-mana. Senjata-senjata
Raja itu, yakni Roh dan Firman, hendaknya dipakai se-baik-baiknya.
Yang sama sekali
baru, jika dibanding dengan PL, ialah perintah supaya pergi ke luar (Mat 28:19
Mrk 16:15). Kedatangan bangsa-bangsa menuju ke Sion untuk mencari keadilan (Yes
2), di sini didahului oleh para murid Yesus yang keluar dari Sian. Mereka
keluar untuk mengundang bangsa-bangsa, “sebab dari Sion akan keluar Torah
(baru)”. Demikianlah jemaat Kristen meninggalkan termpatnya untuk mencari
sekalian bangsa, sama seperti Abraham pada zaman dahulu! Jemaat Kristen tidak merupakan pusat dan gaya
penarik, melainkan ia diharuskan pergi keluar: selaku gaya pusingan
(sentrifugal), yaitu keluar dari lingkungan dan milik dan keamanannya sendiri,
untuk mempersiapkan gerakan sentripetal. Inilah dasar pekabaran Injil.
Masa-silam seharusnya dimanfaatk an dengan positif dan aktif.
Demikianlah sikap orang Kristen Yahudi peranakan Gerika: PI terhadap orang
Yahudi masih prioritas, tetapi hanya untuk sementara. Christianoi, yang
mula-mula berasai dari umat Yahudi, sudah segera sadar akan kesatuan mereka
dengan orang-orang Kristen dari kafir (bangsa2 lain), sebab kedua golongan ini ber-sama-sama
merupakan murid-murid dan pengikut-pengikut Raja Yesus.
Sebagai
golongan keempat dapat kita sebutkan umat Kristen dan orang-orang kafir
(bangsa-bangsa lain). Mereka adalah hasil dan perjalanan PI pertama dari rasul
Paulus dan kawan-kawannya (Kis 13 dan 14). Sesampainya ke Antiokhia, mereka
melaporkan bahwa “Ia (Allah) telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada
iman.” (14:27). Hal itu menjadi perselisihan antara Antiokhia (golongan ketiga)
dan Yerusalem (terutama golongan kedua), di mana Petrus menengahi
pembicaraan-pembicaraan yang diadakan pada konven para rasul di Yerusalem (Kis
15; bnd. Gal 2). Paulus dan pihak Antiokhia menekankan persatuan Gereja dan
kesatuan aksi missioner (Gal 2:1-10). Kedua belah pihak mufakat bahwa Israel
mempunyai prioritas (proton Ioudaiois), yaitu prioritas dalam urutan sejarah
keselamatan. Tetapi itu tidak berarti bahwa orang-orang kafir (bangsa-bangsa
lain) tidak mempunyai hak (ataupun harus dipaksa) untuk menjadi orang Yahudi
dahulu. Pada konven atau sinode itu tercapai kata mufakat bahwa kepada orang
yang berbalik dari pihak kafir (yang tidak mengenal Allah) kepada Allah tidak
boieh dibebani dengan beban yang lebih berat daripada yang perlu, yakni
larangan makan daging yang dipersembahkan kepada berhala-berhala, darah, daging
binatang yang mati-lemas, dan larangan percabulan (Kis 15:20 dan 29). Keputusan
itu diambil di bawah pimpinan Roh Kudus (ay 28). Jadi sunat tidak akan dituntut
daripada orang Kristen-asal kafir (bukan-Yahudi) (bnd. ay 1 dan 10). Inilah
suatu konsesi kepada umat Kristen dan kafir (bangsa-bangsa lain) itu! Keutuhan
jemaat terjamin dan tugas pekabaran Injil terbagi (Gal
2:7-9).
2:7-9).
Untuk
menyatakan prioritas Israel maupun kesatuan Gereja dan pekabaran Injil, maka
orang Kristen yang tidak bersunat berjanji untuk menyerahkan pemberian-pemberian
uang kepada orang-orang miskin yang di Yerusalem (Gal 2:10, bnd. Kis 11:29-30;
12:25). Dan sebaliknya Yerusalem menyetujui pekabaran Injil di antara
bangsa-bangsa yang bukan Yahudi.
Gereja Mula-mula tahu berkorban untuk keesaan. Dan juga untuk pekabaran Injil. Akan tetapi saling memberi kebebasan juga adalah saling menerima kemerdekaan. Yerusalem dibebaskan dan dilepaskan danipada kuk hukum Taurat, sedangkan Injil dapat maju terus dengan bebas sampai ke ibukota dunia: Roma!
Gereja Mula-mula tahu berkorban untuk keesaan. Dan juga untuk pekabaran Injil. Akan tetapi saling memberi kebebasan juga adalah saling menerima kemerdekaan. Yerusalem dibebaskan dan dilepaskan danipada kuk hukum Taurat, sedangkan Injil dapat maju terus dengan bebas sampai ke ibukota dunia: Roma!
Comments
Post a Comment