JOHN
DAN CHARLES WESLEY
Pelopor
Revival di Inggris adalah John Wesley ( 1703 – 1791 )[1], ia
adalah seorang yang sangatr saleh dan seorang pengkhotbah yang sangat
bersemangat serta memiliki kecakapan yang luar biasa dalam memimpin suatu
organisasi. John Wesley juga dikenal sebagai seorang pemimpin gerakan
Kebangunan Rohani di Inggris pada abad ke -18 bersama dengan saudaranya, yang
bernama Charles Wesley sehingga mereka biasanya dikenal dengan sebutan Wesley
bersaudara. John Wesley bersama dengan
sahabatnya, George Whitefield, pada umumnya dipandang sebagai pendiri Gereja
Methodist.[2]
John Wesleya lahir pada tahun 1703, ayahnya adalah pendeta Jemaat Epworth di Lincolnshire dan oleh ibunya yang melihat John yang diselamatkan pada menit – menit terakhir pada waktu rumahnya kebakaran disebut sebagai “puntung yang telah ditarik dari api” ( Za 3 : 2 ), yang diselamatkan untuk tugas khusus. Ia belajar di Christ Church, Oxford dan pada tahun 1725 ia ditahbiskan. Ia kembali ke Oxford dan menjadi dosen Lincoln College dan menjadi salah satu pendiri Perkumpulan Kudus bagi mereka yang serius mengenai pelaksanaan agama mereka. [3] Pada tahun 1735, seorang pendeta yang bernama John Wesley berlayar dari Inggris ke Amerika. Kapalnya diserang badai dan Wesley takut sekali akan mati. Di kapal itu ada juga sekelompok orang Herrnhut. Ternyata mereka tidak takut sama sekali: di tengah angin ribut itu mereka berdoa dan menyanyi dengan gembira. Wesley adalah seorang pendeta yang rajin. Waktu masih di universitas ia telah mendirikan perhimpunan mahasiswa, yang melakukan kunjungan ke para narapidana di penjara dan yang berpuasa serta menjalankan latihan – latihan rohani secara metodis. Ia tidak peduli kalau teman – temannya yang lain mengejek dia dan menyebut anggota – anggota perhimpunan itu sebagai orang – orang “metodis”. Tetapi waktu itu ia merasa bahwa imannya pura-pura saja, karena tidak tahan berhadapan dengan maut.[4]
Pada waktu ia kembali ke Inggris pada tahun 1738, Wesley lebih sadar lagi akan kebutuhan spritualnya bahwa ia pergi ke Amerika untuk mengajak orang Indian masuk Kristen tetapi belum mengetahui, siapa akan mengajaknya!. Namun ia mengalami pelepasan ketika ia mendapat bantuan dari orang – orang Moravia, khususnya dari seorang bernama Peter Böhler, yang membuat situasi memuncak pada tahun itu juga.Sehingga John Wesley yakin ia dipanggil untuk memberitakan Injil kepada seluruh bangsa Inggris, bukan hanya kepada satu jemaat saja. Dalam perjalanannya di sekeliling Inggris ia menarik banyak orang dan kaum buruh untuk menerima iman Kristen.
Dalam buku harian tanggal 24 Mei 1738 dituliskan ketika Wesley berada di Jalan Aldersgate, ketika seseorang sedang membaca Pengantar Surat Paulus kepada Jemaat Roma tulisan Luther, Kristus bagi Wesley membuatnya sadar bahwa segala dosanya telah hilang dan telah diselamatkan dari hukum dosa dan kematian. Menurut tradisi, saat itu dilihat sebagai saat pertobatan Wesley menjadi seorang kristen dengan sepenuh hati. Dimana unsur yang baru disini adalah kepastian akan keselamatan, tetapi bagi kebanyakan anggota Gereja Inggris ( Anglikan) adalah terlalu congkak untuk menyatakan mempunyai kepastian seperti itu. Namun bagi Wesley justru melihatnya sebagai “dasar agama Kristen” dan doktrin utama Metodis”.
John Wesley bukan satu – satunya orang yang mengalami pertobatan. Adiknya, Charles (1707-1788), mengalami tiga hari lebih dulu daripada John. Begitu pula George Whitefield bahkan beberapa tahun sebelumnya. Mereka mulai berkhotbah tentang pesan keselamatan oleh iman dalam Yesus Kristus, akan tetapi ajaran ini tidak disenangi di mimbar Gereja Inggris. Masa itu merupakan masa kemunduruan basar dalam moral dan agama di Inggris. Ketidakpercayaan menjadi mode mutakhir dan kebanyakan pendeta hanya berkhotbah tentang moralisme yang kosong.Sedangkan khotbah-khotbah Wesley bersaudara dan pengkhotbah injili lainnya, yaitu kaum “Metodis” datang bagaikan tiupan sangkakala yang nyaring untuk kembali kepada Injil, kabar sukacita mengenai penyelamatan oleh Yesus Kristus. Karena mimbar-mimbar tertutup bagi mereka, mula-mula Whitefield dan kemudian kakak beradik Wesley pada tahun 1739 mulai berkhotbah di udara terbuka yang merupakan cara yang paling efektif, karena rakyat kebanyakan tak terjangkau oleh gereja-gereja.
John Wesley setiap tahun menempuh perjalanan 5.000 mil dengan kuda pada waktu keadaan jalan-jalan utama masih seperti jalan tak beraspal zaman sekarang karena itu ia disebut “Pengendara Kuda Allah”.Ia biasa berhenti berkali-kali dalam sehari lalu berkhotbah kepada siapa saja yang mau mendengar, baginya seluruh dunia sebagai jemaatnya. Maksudnya, adalah bahwa di bagian mana pun ia berada, ia anggap benar, pantas, bahkan tugas yang diwajibkan kepadanya untuk menyatakan kepada siapa saja yang mau mendengar berita sukacita dan keselamatan. Meskipun pada tahun-tahun awal, ia menghadapi permusuhan, temasuk dilempari batu, namunia bertekun dan masih berkhotbah di udara terbuka pada usia 87 tahun, tak lama sebelum meninggal. John Wesley meninggal pada tanggal 2 Maret 1791.
Wesley serta pengkhotbah injili lainnya menghadapi perlawanan dari kaum rohaniwan dan dari semua lapisan masyarakat. Akan tetapi pada waktu yang sama, banyak juga yang memberi tanggapan positif. Melalui khotbah-khotbah mereka, Inggris mengalami Kebangunan Injili dan banyak orang diantar pada pengetahuan pribadi yang hidup mengenai Yesus Kristus. Sebagai akibat kebangunan rohani ini, ajarannya, aliran Evangelikalisme atau Injili, menjadi faktor penting dalam Protestantisme versi Anglo- Sakson, dan sejak munculnya, untuk sebagian besar menjadi faktor yang dominan. Wesley bersaudara mengumpulkan jemaat mereka dalam himpunan-himpunan yang berdiri di samping gereja-gereja lokal. Namun, karena gereja utama Inggris, Gereja Anglikan bersikap bermusuhan, akhirnya mereka memisahkan diri dan mendirikan Gereja Metodis tetapi bukan berarti bahwa gereja Anglikan tidak terpengaruh oleh mereka. Karena kebangunan rohani ini, kelompok injili pada waktunya menjadi kelompok terpenting dalam Gereja Inggris dan posisi ini mereka pertahankan sampai bagian terakhir abad ke-19. Bahkan gereja-gereja yang secara tradisional tak terikat pada Gereja Anglikan yaitu Gereja Presbiterian, Gereja Kongregasionalis dan Gereja Baptis, yang mengalami kemunduran dalam jumlah anggota dan dalam kegairahan, bangkit kembali dan berkembang dengan pesatnya.
Kebangunan rohani secara dramatis mempengaruhi gereja di Inggris, yang tidak hanya berpengaruh dibidang kegerejaan tetapi juga berpengaruh bagi lapisan masyarakat dan warna moral bangsa yang mengalami perubahan bahkan kehidupan sosial politik bangsa Inggris dipengaruhi secara mendalam dengan berbagai cara.
Kelompok Injili mempunyai iman yang ingin dibawa dalam khotbah dan juga iman yang ingin dinyanyikan. Charles Wesley merupakan salah satu pengarang nyanyian gereja bahsa Inggris terbesar.Dasar dogmatis pesan kelompok Injili dengan nyanyian-nyanyian diantaranya : Yesus Kristus sebagai Pusat Iman Kristen, Salib Yesus Kristus, Pengalaman Pertobatan, Kepastian Keselamatan, Kesucian Hidup dan Membagi Berita Sukacita . [5]
Gereja Methodist Amerika membentuk sebuah lembaga pekabaran Injil yang bernama Lembaga Pekabaran Injil Methodist Amerika (American Methodist Mission). Pada permulaan abad ke-20, Lembaga Pekabaran Injil ini mulai bekerja di Sumatera dan di Jawa serta Kalimantan Barat, khususnya di kalangan orang Tionghoa. Kegiatan Lembaga pekabaran Injil ini di Jawa menghasilkan jemaat-jemaat Mangga Besar (Jemaat Ketapang), Tanah Abang, Bogor, Rangkasbitung. Jemaat tersebut kini menjadi jemaat Gereja Kristus. Sejak tahun 1922 Lembaga pekabaran Injil ini memusatkan dirinya di Sumatera. Sebagai hasil pekerjaan mereka di Sumatera, lahirlah Gereja Methodist Indonesia (GMI) yang berpusat di Medan dan menjadi salah satu anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).
Teologi John Wesley di tandai dengan penekanan pada pendamaian Kristus yang universal. Mereka yang menerima Kristus akan diselamatkan dan mereka yang sungguh-sungguh mencari kesucian hidup akan disucikan dari dosanya. Ajaran-ajaran Wesley dituangkan dalam karangannya yang berjudul Explanatory Notes Upon the New Testment and Standard Sermons, yang terdiri dari empat jilid.[6]
DAFTAR
ISI
1. Dr.
Th. Van den End, 2009, Harta Dalam Bejana
, Jakarta ,BPK
2. Dr.F.B.Wellem.M.th,
2003, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh
Dalam Sejarah Gereja Jakarta:BPK
3.
Lane Toney, 2007, Runtut Pijar ,Jakarta,BPK
Comments
Post a Comment