Skip to main content

PERAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN ANAK

II. PEMBAHASAN
A.    Lingkungan Keluarga
Lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. [1] Sedangkan keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial karena adanya ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi. [2] 
Jadi, lingkungan keluarga adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam kelompok sosial kecil tersebut, yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial karena adanya ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi.
Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu dilahirkan sampai meninggal, sehingga antara lingkungan dan manusia terdapat hubungan timbal balik dalam artian lingkungan mempengaruhi manusia dan manusia mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh dalam proses maupun perkembangan anak. Hal ini menyatakan “belajar ialah suatu proses usaha yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[3]
Keluarga sebagai lingkungan belajar pertama sebelum lingkungan sekolah dan masyarakat. Anak menerima pendidikan pertama kali dalam lingkungan keluarga kemudian dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Dengan  kata lain tanggung jawab pendidikan anak terletak pada kerjasama antara keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga mempunyai peranan dan pengaruh yang besar dalam menuntun perkembangan anak untuk menjadi manusia dewasa.[4]



B.     Faktor-faktor Keluarga
Orang tua harus berperan aktif dalam mendukung keberhasilan siswa, orang tua disamping menyediakan alat-alat yang dibutuhkan anak untuk belajar yang lebih penting bagaimana memberikan bmbingan, pengarahan agar anak lebih bersemangat untuk berhasil. Faktor-faktor keluarga yang berpengaruh terhadap belajar anak, adalah cara orang tua dalam mendidik anak, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga.[5]
1.      Cara orang tua dalam mendidik anak
Cara orang tua dalam mendidik anak kemungkinan akan berpengaruh terhadap belajar anak. Hal ini berkaitan dengan peran orang tua dalam memikul tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik, guru dan pemimpin bagi anak-anaknya. Peran dan tugas orang tua salah satunya dapat dilihat dari bagaimana orang tua tersebut dalam mendidik anaknya, kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan agar mendorong semangat anak untuk belajar.
2.      Relasi antara anggota keluarga
Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara anak dengan seluruh anggota keluarga terutama orang tua dengan anaknya atau anak dengan anggota keluarga yang lain. Wujud relasi itu bisa berupa cara hubungan penuh kasih sayang, pengertian, dan perhatian atau diliputi oleh rasa kebencian, sikap terlalu keras, atau sikap acuh tak acuh. Dan relasi antara anggota keluarga ini erat hubungannya dengan bagaimana orang tua dalam mendidik anaknya.
3.      Suasana rumah
Agar rumah menjadi tempat belajar yang baik maka perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Suasana tersebut dapat tercipta apabila dalam keluarga tercipta hubungan yang harmonis antar orang tua dengan anak atau anak dengan anggota keluarga yang lain.
4.      Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, minuman, pakaian, perlindungan, kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti alat-alat tulis, ruang belajar serta sarana perlengkapan belajar yang lain. Fasilitas tersebut dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai penghasilan yang cukup. Dan kondisi yang demikian kemungkinan dapat memotivasi anak untuk maju.

C.    Peranan Keluarga Bagi Perkembangan Anak
Keluarga merupakan wadah dimana sifat-sifat kepribadian anak terbentuk pertama kali, dalam keluarga pula anak pertama kali mengenal nilai dan norma dalam hidupnya.  Keluarga juga merupakan lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati. [6]
Keluarga disebut sebagai lembaga pendidikan informal karena pendidikan keluarga tidak memiliki rencana dan program yang resmi seperti lembaga pendidikan lainnya. Sedangkan pendidikan keluarga bersifat kodrati maksudnya bahwa antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik mempunyai ikatan darah secara kodrati atau alami. Dengan demikian pendidikan keluarga adalah pendidikan tradisi yang diterima manusia itu dilahirkan.
Semenjak kecil anak dipelihara dan dibesarkan dalam keluarga. Segala sesuatu yang ada dalam keluarga yang diterima anak sebagai pendidikan, akan turut berpengaruh dan menentukan dalam corak perkembangan anak selanjutnya. Oleh karena itu keluarga mempunyai tugas khusus untuk meletakkan dasar-dasar perkembangan anak, terutama untuk perkembangan pribadi yang mantap.
Dari penjelasan tersebut sudah jelas, bahwa lingkungan keluarga sangat besar peranannya di dalam menentukan dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator lingkungan keluarga meliputi, Cara orang tua dalam mendidik anak, Relasi antara anggota keluarga, Suasana rumah, Keadaan ekonomi keluarga, Fasilitas belajar.
D.    Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari usaha yang telah dilakukan dan dikerjakan.  Hasil belajar yang didapatkan oleh seorang siswa bersifat sementara, kadang kala dalam suatu tahapan belajar, siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal. Seperti angka raport rendah, tidak naik kelas tidak lulus ujian akhir dan sebagainya.
Tentunya pengaruh hasil belajar siswa salah satunya adalah peranan keluarga yang harus berperan aktif dalam mendidik anak mereka. Dimana orang tua harus mengontrol anaknya selalu. Relasi anggota keluarga harus baik, suasana rumah harus nyaman, keadaan ekonomi tetap stabil dan fasilitas belajar harus ada. Tidak hanya itu, orang tua juga harus mengontrol anaknya baik sebelum pergi ke sekolah maupun sudah sampai di sekolah. Komunikasi antara anak dan orang tua itu harus tetap terjaga.
Kesibukan dalam pekerjaan juga menjadi suatu alasan dari para orang tua sehingga tidak ada waktu lagi untuk memperhatikan pendidikan anak di sekolah. Orang tua hanya berpikir sebatas memenuhi semua kebutuhan materi dari anak mereka.
Dengan demikian diharapkan orang tua harus berperan dalam mendidik anak, karena peranan keluarga ini sangat dibutuhkan dengan terciptanya hasil belajar yang maksimal, Sehingga bisa menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, guna memenuhi kebutuhan pembangunan dewasa ini dan di masa yang akan datang.



III.PENUTUP
A.    Kesimpulan
Lingkungan siswa adalah tempat di sekitar siswa untuk berinteraksi dengan orang lain maupun melakukan kegiatan baik kegiatan sehari-hari maupun kegiatan belajar. Lalu adakah pengaruh lingkungan terhadap hasil belajar siswa? Jawabannya tentu saja ada. Keluarga adalah lingkungan sosial yang pertama dikenal oleh siswa. Suasana keluarga yang kondusif untuk belajar bagi siswa maka akan meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri, sebaliknya jika suasana keluarga yang tidak kondusif untuk belajar maka siswa akan mengalami penurunan hasil dalam belajar.
Hasil belajar siswa pada dasarnya dapat dipengaruh oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan keluarga. Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari usaha yang telah dilakukan dan dikerjakan.
Orang tua harus berperan dalam mendidik anak, karena peranan keluarga ini sangat dibutuhkan dengan terciptanya hasil belajar yang maksimal, Sehingga bisa menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, guna memenuhi kebutuhan pembangunan dewasa ini dan di masa yang akan datang.
B.     Saran
Orang tua hendaknya lebih meningkatkan perhatian kepada anaknya, misalnya dengan membuat jadwal belajar dan menemaninya saat anak belajar serta dapat membantu anak ketika sedang mengalami kesulitan belajar agar perkembangan anak akan lebih baik lagi sehingga dapat meingkatkan hasil belajar yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur, 1991., Ilmu Pendidikan., Jakarta: Rineka Cipta
Ahmadi, 1991 Sosiologi Pendidikan., Jakarta: Rineka Cipta
Slameto, 2003, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta
Supardi, 2003, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya., Bandung PT.Alumni
Purwanto, 2004, Psikologi Pendidikan.,  Bandung: RRK




[1] Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya (Bandung PT.Alumni, 2003)
[2] Ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991)
[3] Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
[4] Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: RRK, 2004)
[5] Slameto, Ibid
[6] Ahmadi, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2001)

Comments

Popular posts from this blog

IPTEK DALAM ALKITAB

I.                    PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Metode ilmiah sering digunakan dalam pembahasan tentang pendidikan. Riset dan metode ilmiah merupakan metode pemecahan masalah yang mengacu pada berpikir reflektif yaitu berpikir menemukan masalah serta memecahkannya melalui kegiatan yang bertahap. Ilmu pendidikan adalah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. [1] Proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini merupakan hasil dari penemuan dan penelitian yang dilakukan manusia sebelumnya. Sebenarnya perkembangan tersebut diawali dengan rasa keingintahuan manusia yang sangat besar bahkan Paul Leady mengatakan bahwa ” Man is curious animals ”. [2] Keingintahuan tersebut yang mendorong manusia untuk berupaya menjawab kenyataan-kenyataan alamiah yang ada di dunia ini lewat berbagai cara, dan hal ini mendorong perkembangan ilmu dan pengetahuan. Selaras dengan asal katanya Sains berasal dari bahasa Latin “scieantia” dan terbentuk ka

GEREJA METHODIST INDONESIA

I.PENDAHULUAN A. Latar belakang Methodisme datang ke Indonesia pertama kali pada tahun 1905 setelah para misionaris Amerika mulai bekerja di Malaysia dan Singapura . Gereja Methodis di Indonesia saat itu adalah satu-satunya gereja yang tidak dimulai oleh para misionaris Belanda ataupun Jerman . Di Indonesia, para misionaris Amerika mulai bekerja di Jawa , Kalimantan , dan Sumatera . Pada tahun 1913 , setelah datangnya Bishop J. Robinson , konferensi yang pertama pun diselenggarakan di Sumatera Utara. Pada saat itu, Gereja Methodist dikenal sebagai gereja yang unik karena ini adalah satu-satunya gereja Protestan yang anggota-anggotanya terdiri atas suku Batak dan suku Tionghoa Indonesia, sementara gereja-gereja Protestan lainnya saat itu pada umumnya tersegregasi. Gereja Methodist Indonesia (GMI) adalah satu-satunya gereja di Indonesia yang hadir bukan sebagai hasil pekabaran Injil misi Belanda dan Jerman. Methodist adalah hasil pelayanan misionaris dari Amerika yang b

Makalah Proposisi Hipotesis

Tugas Kelompok Logika Dosen Pengampuh: Lydia Tumampas oleh, Budi Makaado Mormin Malatunduh Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Manado II. PEMBAHASAN A.     Proposisi Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni [1] : Subyek , perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang , benda , tempat, atau perkara. Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek. Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat . Contohnya kalimat Semua manusia adalah fana . Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedang adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh kata fana . [2] Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. [3] Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat di percaya , disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat