JOHN KNOX
Orang Skot yang Menggelegar
Pada abad ke-XVI Skotlandia masih merupakan kerajaan yang berdiri sendiri. Sejak tahun 1527, Reformasi telah benpengaruh juga di sana; terkadang-kadang mengalirlah darah orang Injili yang mati syahid karena soal “pembenaran oleh iman saja.” Mulai tahun 1550, semangat Calvin menguasai hati rakyat dan kaum bangsawan, seraya menggembirakan mereka untuk berjuang dengan berani bagi Pembaruan Gereja. Jemaat-jemaat Injili diorganisasi menurut contoh Jenewa. Golongan bangsawan menuntut, supaya pemenintah sendiri melayani dan memajukan Reformasi.
Jiwa gerakan itu ialah John Knox, seorang pemimpin yang perwira perkasa, lagi bertabiat dan bersikap nabi seperti Elia atau Yohanes Pembaptis. John Knox lahir sekitar tahun 1513 di Haddington, tidak jauh dari Edinburgh. Tidak diketahui tentang masa kecilnya. Ia belajar di Universitas St. Andrews lalu ditahbiskan. Pada umur 30 tahun ia pindah ke Protestan. Ia sangat terkesan oleh teman sezamannya George Wishart, yang berkhotbah tanpa takut dan membayar dengan nyawanya ketika dibakar di St. Andrews pada tahun 1546. Selama tiga belas tahun berikutnya Knox merantau kemana-mana. Ia menjadi budak kapal Prancis selama sembilan bulan setelah ikut dalam pemberontakan di St. Andrews yang gagal. Ia berada di Inggris pada bagian akhir pemerintahan Edward VI dan ikut dalam tahap-tahap terakhir penyelasaian Book of common prayer dari *Cranmer pada tahun 1552.
Ketika mary naik takhta pada tahun 1553 ia melarikan diri ke daratan eropa. Untuk sementara ia gembala jemaat Inggris dalam pelarian di frankurf, tempat ia terlibat dalam pertikaian. Knox dan lain sudah beranjak lebih jauh dari book of common prayer dan memperkenalkan pola kebaktian yang lebih banyak lagi bersifat calvinis. Akan tetapi pengungsi yang lebih kolot di kota-kota eropa lain tidak senang dan menyuruh Richard Cox dan yang lain untuk menegur knox. Mereka berbantahan dengan dia dan berkata bahwa “mereka ingin mempunyai gereja berwajah Inggris”. Knox menjawab, “semoga Tuhan memberikan, supaya gereja itu berwajah gereja kristus”. Perselisihan ini menjadi menjadi pendahuluan dari konflik puritan yang berlangsung selama permerintahan Elizabeth I, ketika satu pihak menghendaki agar Book of Common Prayer dipertahankan, sedangkan pihak lain menghendaki Reformasi yang lebih jauh sesuai dengan gereja-gereja Calvinis di daratan Eropa. Cox berhasil membuat Knox di usir dari Frankurt (dengan menarik perhatian khalayak pada pandangan politik Knox yang radikal) dan Knox berangkat ke Jenewa. Ia seorang pengagum Calvin yang bergairah. Ia dididik oleh Calvin sendiri di Jenewa dan kesadaran theokratis Calvin sudah memuncak di dalam diri dan pekerjaannya. Gereja dan rakyat harus talduk tanpa bersyarat ke bawah taurat Allah. Rakyat Skotlandia harus menjadi Israel kedua; penyembahan kepada Baal di dalam misa perlu dibasmi dan Izebel patut dilawan. Oleh karena itu Knox tidak berkeberatan menurunkan raja-raja dan takhtanya atau membunuh raja lalim, jikalau Ia merasa bahwa kehormatan Tuhan menuntut demikian.
Ketika berada di sana ia menulis First Blast of the Trumpet against the Monstrous Regiment of Women (tiupan sangkakala pertama Melawan Pemerintah dahsyat wanita, 1558), sebuah karya yang mendapat nama buruk. Serangan terhadap penguasa wanita ini diarahkan kepada Mary Tudor Ratu Inggris. Pada tahun 1558 Elizabeth naik takhta Inggris dan ia tidak menyukai tulisan Knox.
Pada tahun 1559 Knox kembali ke Skotlandia dan membantu memperbaharui gereja di sana. Dengan bantuan orang lain, ia menyusun book of Discipline (buku disiplin, 1561) dan book of Common Order (buku aturan umum, 1564). Ia juga merupakan tokoh terpenting di antara “enam john” (yaitu enam Reformator Skotlandia bernama john), yang dalam waktu empat hari menyusun Scots confession (Pengakuan Iman Skotlandia). Pengakuan Iman ini diterima Parlemen Skotlandia dan menjadi pengakuan Iman Gereja Reformasi Skotlandia sampai tahun 1647, ketika pengakuan Iman *Westminster menggantikannya.
Akan tetapi tahun 1561 menjadi saat-balik bagi Reformasi di Skotlandia, berhubung dengan pulangnya ratu muda, Maria Stuart, dari Perancis. Sedari umur 6 tahun, Maria dididik di Paris sebagai seorang puteri Katolik Roma. Setelah mangkat suaminya, raja Frans II, ia balik ke tanah airnya. Agama K.R. dan suasana istana Perancis yang duniawi itu, dibawanya serta, Maria terus menuju kepada pengembalian seluruh negeri kepada Gereja Roma. Dan Tiupan Knox yang kedua melawan pemerintahan dahsyat ini, sampai ia melarikan diri ke Inggris pada tahun 1568. Ia tetap mendorong Reformasi Skotlandia, walaupun ratu menentang. Karyanya yang terbesar adalah History of the Reformation of Religion within the Realm of Scotland (Sejarah Reformasi Agama dalam kerajaan Skotlandia), yang baru terbit secara lengkap tahun 1644. Knox meninggal tahun 1572.
DAFTAR PUSTAKA
Berkhof ,Hendrikus & Enklaar Hendricus, 1986, Sejarah Gereja, Jakarta:BPK
Lane Tony, 2007, Runtut Pijar, Cet.VII Jakarta:BPK
Wellem F.D, 2003, Riwayat Hidup Singkat, Cet. 9, Jakarta:BPK
Comments
Post a Comment