Skip to main content

TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN


TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN Tumbuh dan berkembangnnya suatu konsep tidak akan terlepas dari konteks dimana konsep itu dapat tumbuh, serta apa dan bagaimana perkembangan konsep itu sendiri. Dalam bahasa keseharian, konteks biasa dianalogikan dengan “ lahan” dan awal konsep rumusah konsep di analogikan dengan “ benih”. Sehingga lahan yang masih kosong dapat ditumbuhkan benih di dalamnya. Setiap konsep tentu memerlukan “istilah’atau “nama”yang diciptakan sebagai lambang untuk mengidentifikasikan konsep yang di maksud( misalnya sekolah ), Dan untuk mengomonikasikan gagasan yang ada di dalamnya. Istilah itu harus menunjukan “ gagasan” yaitu gambaran mental mengenai suatu gejala, dan harus pula mewakili adanya sejumlah “ rujukan”, yaitu gejala konkret yang dapat di kenal sebagai pengindraan. Perkembangan Pendidikan Pendidikan telah berlangsung sejak awal peradaban dan budaya manusia. Bentuk dan cara pendidikan itu telah mengaLami perubahan, sesuai dengan perubahan zaman dan tuntutan kebutuhan. Pada awal peradaban , para orang tua bersama kelompok bertanggung jawab dalam mendidik anak anak mereka hingga mencapai kedewasaan. Bila orang tua atau keluarga hidup dengan bertani , maka anak anaknya diajar bertani melalui pengalaman langsung. Begitu pula jika orang tuanya berdagang, maka anak anaknya juga diajar berdagang. Pada masa itu belum ada program pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan keluarga atau kelompok oleh orang orang di luar keluarga/kelompok, atau pendidik yang tersruktur. Beberapa tokoh” guru pengkelana “ di antaranya Socrates ( 469-399 SM ), Plato( 439-347 SM),dan Aristoteles ( 384-322 SM). Socrates diketahui sebagai seorang filsuf yang mengajarkan bagaimana cara memperoleh kebenaran, keindahan dan kebajikan. Cara mengajar terutama dilakukan dengan dialoglisan berdasarkan suatu masalah yang ada dalam kehidupan keseharian. Salah seorang murid Scorates yaitu Plato , yang berpendapat bahwa kebenaran, keindahan dan kebajikan adalah bersifat universal karena kebenaran itu bersifat universal, maka pendidikan pun harus bersifat universal . Aristoteles yang merupakan murid Plato menekankan perlunya pendidikan sebagai landasanya berkembangnya kebudayaan . kalau pendidikan di abaikan maka masyarakat akan terpuruk. Ketiga tokoh yang di sebut di muka , dapat dikatakan para pendahulu( nenek moyang) pendidikan .  Ada beberapah tokoh pendidikan dengan berbagai gagasan dan konsep yang mereka kemukakan. Tokoh-tokoh ini sengaja dipilih karena diangap bahwa gagasan dan konsepnya bisa menjadi lahan persemaian pembaharuan pendidikan , atau tumbuhnya bidang bidang spesialisasi baru dalam pendidikan termaksud teknologi pendidikan . Di antarnya Jan Comenius (1592-1970), Johann Pestalozzi (1747-1827), Friedrich Froebel ( 1782-1852), Johan Herbart ( 1776-1841), Herbert Spencer ( 1820-1903), John Dewey ( 1859-1952), Ivan Illich ( 1926-1990), Paulo Freire (?-1997), Ki Hajar Dewantara (1889-1959), Mohammad Syafei ( 1896-1969 ). Perkembangan Teknologi Kata teknologi selalu memiliki berbagai penafsiran, mulai dari sekadar peranti keras hingga cara yang system matis dalam penyelesaian masalah. Kata ini berasal dari bahasa Yunani technologia. Techne artinya kemampuan dan logia artinya ungkapan. Menurut Iskandar Alisyahbana( 1980) teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu, karena dorongan untuk hidup lebih yang lebih nyaman, lebih makmur, dan lebih sejahtera . teknologi berasal dari kata “ techne” atau cara dan “ logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan dengan pengetahuan tentang cara . Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah “ cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal, sehingga seakan akan memperpanjang ,memperkuat, atau membuat lebih ampuh tubuh ,pancaindra, dan otak manusia. Teknologi merupakan system yang diciptakan oleh manusia untuk suatu tujuan tertentu. Ia merupakan perpanjangan dari kemampuan manusia. Ia dapat kita pakai untuk menambah kemampuan kita menyajikan pesan, memproduksi barang lebih cepat dan lebih banyak, memproses data lebih banyak, dan memberikan berbagai macam kemudahan. Teknologi dapat dibedakan menjadi dua macam. Yang pertama dan yang lazim kita kenal adalah teknologi fisik atau mekanik yang di tandai oleh mesin,alat, dan perangkatnya. Yang kedua kurang skali di kenal sebagai teknologi, yaitu teknologi sosial yang merupakan tatanan atau acuan yang di terapkan oleh orang lain dalam mengorganisasikan manusia dan lingkungannya, serta hal-hal yang mengatur tugas, fungsi, wewenang, dan kekuasaan. Teknologi tidak mengadung nilai dalam dirinya sendiri ; semua tergantung bagaimana manusia merancangnya, memanfaatkannya, dan menerimahnya. Teknologi yang berhasil memperingan kerja badan manusia, di lain pihak dapat menyebabkan penganguran dan kejemuan kerja. Contohnya dalam teknologi kedokteran , berhasil mengurangi angka kematian serta memperpanjang usia manusia. Teknologi, karena sifatnya mengintervensi( mencampuri) urusan manusia dengan lingkunganya, serta secara konseptual mencampuri peranan orang dalam dunianya. Keberasilan atau kegagalan orang dalam dunia yang di gelutinya di sebabkan oleh teknologi yang dipakai atau dihadapinya. Jadi, nilai segala bentuk teknologi tergantung pada kegunaannya bagi manusia serta akibadnya bagi diri dan lingkungan. Dengan mengambil analogi dari industri barang dan jasa, dapat kita ketahui bahwa penerapan teknologi telah memungkinkan produksi lebih banyak, dengan kualitas yang lebih baik, dan biaya satuan yang lebih rendah. Namun hal itu dicapai secara kolektif( tidak individual), dengaan adanya pembagian tanggung jawab, diversifikasi peranan, perencanaan yang cermat, yang semuanya mengacu pada totalitas produksi yang lebih ekonomis. Perkembangan Awal Teknologi Pendidikan Teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin keilmuan, pada awalnya berkembang sebagai bidang kajian di Amerika Serikat. Kalau kita berpegang pada kongsep teknologi sebagai cara, maka awal perkembangan teknologi pendidikan dapat dikatakan sejak awal peradaban, dimana orang tua mendidik anaknya dengan cara memberikan pengalaman langsung serta memanfaatkan lingkungan. Istilah dan defenisi formal yang pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan berlanjut pada perkembangan pengajaran “visual”. Yang di maksud dengan pengajaran visual adalah kegiatan mengajar dengan mengunakan alat bantu visual yang terdiri dari gambar, model, objek, atau alat-alat yang di pakai untuk menyajikan pengalaman kongret melalui visualisasi kepada siswa. Tujuan mengunaan alat bantu visual adalah ; 1). Memperkenalkan, menyusun, memperkaya, atau memperjelas kongsep-konsep yang absrak; 2). Memgembangakan sikap yang diingikan dan yang ke 3). Mendorong kegiatan siswa lebih lanjut. Dengan timbulnya rekaman suara dari flem bersuara, aliran pengajaran visual diperluas dengan menambakan suara, sehingga berkembang menjadi pengajaran audiovisual yang di pakai guru untuk menyampaikan gagasan dan pengalaman melalui telinga. Karena memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran, produksi dan evaluasinya. Dengan maksudnya pengaruh teknologi audio pada sekitar petengahan abad ke -20, alat visual untuk mengongkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual. Usaha untuk merumuskan defenisi teknologi pendidikan secara terorganisasikan dimulai pada tahun 1960. Hingga sekarang defenisi teknologi pendidikan telah berkembang lima kali. Pengembangan defenisi pertama dilakukan oleh the Technological Development Project dari The Nasional Education Assocition dengan ketua tim Prof.Dr. Donald P. Ely. Pada tahun 1963 di sahkan defenisi pertama sebagai berikut ; Komnikasi audiovisual ialah cabang teori dan pratek pendidikan, kususnya yang berkepentingan dengan rancangan dan pemanfaatan pesan yang mengendalikan proses belajar. Defenisi ini merupakan suatu perubahan penting dalam paradigma atau pola berfikir dalam teknologi pendidikaan, yaitu penekanan pada bahan audiovisual sebagai alat bantu yang memberikan pengalaman konkrit, kearah penekanan pada proses komunikasi untuk keperluan belajar, dan pemanfaatan sistem instruksional yang lengkap, dan perkembangan potensi pemelajar secaara optimal. Defenisi audiovisual ini kemudian berkembang dengan mengunakan acuan pendekatan sistem dan pengembangan Intruksional. Usaha kedua untuk mendefenisikan teknologi pendidikan di lakukan oleh the Commission on Instructional Technology yang dipimpin oleh Sidney Tickton pada tahun 1970. Defenisi teknologi instruksional yang di rumuskan adalah ; Teknologi instruksoinal adalah suatu cara yang sistematik untuk merangcang ,melaksanakan ,dan mengefaluasi keseluruan proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan khusus komunikasi dan belajar pada manusia. Defenisi yang kedua di atas belum di angap lengkap, sehingga pada tahun 1972 Komisi Defenisi dan Terminologi AECT yang mengeluarkan defenisi baru yang ketiga ; Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan yang memfasilitasi belajar pada manusia, melalui usaha sistematik dalam identifikasi,pengembangan, pengorganisasian, dan memanfaatan berbagai macam sumber belajar serta pengolahan atas keseluruasn proses tersebut. Defenisi ketiga ini menunjukan hal-hal baru/berbeda, seperti teknologi pendidikan sebagai suatu bidang; proses memfasilitasi belajar bukan kendali belajar. Namun karna diangap tidak memberikan ketetapan tentang teori dan profesi, maka dilakukan usaha perbaikan selanjutnya. Defenisi tahun 1972 yang merupakan defenisi yang ke empat, defenisi tersebut adalah ; Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan mengefaluasi dan mengola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Defenisi resmi AECT yang keempat ini masih diangap mempunyai kelemahan sehingga di bentuknya defenisi yang baru yaitu defenisi yang kelima tahun 1994 ,sebagai berikut ; Teknologi pembeljaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengolahan, serta penilain proses dan sumber untuk belajar. Setiap kawasan memberikan kontribusi kepada pengembangan teori dan praktik yang menjadi landasan keilmuan, dan sebaliknya teori dan praktek juga dijadikan pegangan dalam pengembangan kawasan. Perkembangan di Indonesia Perkembangan teknologi pendidikan di Indonesia boleh dikatakan boleh dikatakan mengikuti perkembangan yang ada di Amerika Serikat. Seperti halnya yang terjadi di AS, perkembangan tersebut dapat dikatakan dimulai dengan digunakannya media atau alat peraga untuk menunjang kegiatan pengajaran. Bedanya kalau di Amerika dengan demokrasi Liberalnya memungkinkan tumbuhnya pemikiran dan tindakan oleh masyarakat, maka di Indonesia dengan demokrasi terpimpinnya mengharuskan restu pemerintah untuk mengembangkan pemikiran dan kegiatan. Pada tahun 1951 diselengarakan “ school broadcasting” sebagai suatu usaha perintis meliputi daerah Jakarta, Bandung, Bogor, dan Cirebon. Pada tahun 1955 didirikan BKTPG( balai kursus tertulis pendidikan guru) di Bandung suatu lembaga yang bertugas menyelengarakan kursus tertulis bagi calon guru SD guna menyongsong program perluasan kesempatan belajar yang lebih berkualitas. Perintisan kemudian di laksanakan di daerah-daerah dan kemudian pengembangan di media massa untuk pendidikan selanjutnya, ternyata kurang mendapat perhatian kebijakan dalam pembangunan pendidikan lebih lanjut. Pada tahun 1974, Presiden Suharto sebenarnya telah mecanangkan pengunaan satelit komunikasi domestic untuk penyebaran pendidikan. Tetapi, peryataan kebijakan Presiden ini tidak mendapat tangapan konkret. Yang tumbuh dan berkembang hingga sekarang adalah pendidikan tenaga ahli teknologi pendidikan dan pengembangan sistem serta strategi pembelajaran yang bersifat inovatif. Perkembangan konsep teknologi pendidikan tersebut di awali dengan adanya alat praga yang di gunakan oleh tiap-tiap guru secara individual dalam rangka kegiatan pengajarannya. Kemudian di sediakannya berbagai media pengajaran oleh lembaga yang khusus mendapat tugas pembuatan dan penyediaan media. Sitem dan strategi pembelajaran yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep universal dalam konteks Indonesia juga telah berkembang. Jelaslah bahwa konsep teknologi pendidikan .telah tumbuh dan berkembang di Indonesia. Namun di ibarat tanaman yang telah tumbuh dan berkembang, tetapi tidak di rawat, di pupuk dan di remajakan maka tanaman itu akan mati, demikian pula konsep,. Jadi di sini kembali kepada mereka yang merasa dirinya sebagai teknolog pendidikan atau pembelajaran untuk mempunyai komitmen dalam merawat, memupuk, dan meremajakan konsep dan penerapannya. KESIMPULAN Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Teknologi bagi kita merupakan pengetahuan terhadap penggunaan alat dan kerajinan, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kemampuan untuk mengontrol dan beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Kemudahan yang diberikan oleh tumbuh dan perkembangan teknologi, tidaklah harus membuat kita menumbuhkan sifat ketergantungan pada teknologi, melainkan bagaimana memanusiakan teknologi melalui konsep dan aplikasi teknologi khususnya dalam dunia pendidikan. Keberasilan atau kegagalan orang dalam dunia yang di gelutinya di sebabkan oleh teknologi yang dipakai atau dihadapinya. Jadi, nilai segala bentuk teknologi tergantung pada kegunaannya bagi manusia serta akibadnya bagi diri dan lingkungan. Dengan demikian, teknologi itu tidak dapat di tuntut tanggung jawabnya bila terjadi suatu akibad negatif; Manusia pengembang dan penguna teknologilah yang harus bertanggung jawab.

Comments

Popular posts from this blog

IPTEK DALAM ALKITAB

I.                    PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Metode ilmiah sering digunakan dalam pembahasan tentang pendidikan. Riset dan metode ilmiah merupakan metode pemecahan masalah yang mengacu pada berpikir reflektif yaitu berpikir menemukan masalah serta memecahkannya melalui kegiatan yang bertahap. Ilmu pendidikan adalah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. [1] Proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini merupakan hasil dari penemuan dan penelitian yang dilakukan manusia sebelumnya. Sebenarnya perkembangan tersebut diawali dengan rasa keingintahuan manusia yang sangat besar bahkan Paul Leady mengatakan bahwa ” Man is curious animals ”. [2] Keingintahuan tersebut yang mendorong manusia untuk berupaya menjawab kenyataan-kenyataan alamiah yang ada di dunia ini lewat berbagai cara, dan hal ini mendorong perkembangan ilmu dan pengetahuan. Selaras dengan asal katanya Sains berasal dari bahasa Latin “scieantia” dan terbentuk ka

GEREJA METHODIST INDONESIA

I.PENDAHULUAN A. Latar belakang Methodisme datang ke Indonesia pertama kali pada tahun 1905 setelah para misionaris Amerika mulai bekerja di Malaysia dan Singapura . Gereja Methodis di Indonesia saat itu adalah satu-satunya gereja yang tidak dimulai oleh para misionaris Belanda ataupun Jerman . Di Indonesia, para misionaris Amerika mulai bekerja di Jawa , Kalimantan , dan Sumatera . Pada tahun 1913 , setelah datangnya Bishop J. Robinson , konferensi yang pertama pun diselenggarakan di Sumatera Utara. Pada saat itu, Gereja Methodist dikenal sebagai gereja yang unik karena ini adalah satu-satunya gereja Protestan yang anggota-anggotanya terdiri atas suku Batak dan suku Tionghoa Indonesia, sementara gereja-gereja Protestan lainnya saat itu pada umumnya tersegregasi. Gereja Methodist Indonesia (GMI) adalah satu-satunya gereja di Indonesia yang hadir bukan sebagai hasil pekabaran Injil misi Belanda dan Jerman. Methodist adalah hasil pelayanan misionaris dari Amerika yang b

Makalah Proposisi Hipotesis

Tugas Kelompok Logika Dosen Pengampuh: Lydia Tumampas oleh, Budi Makaado Mormin Malatunduh Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Manado II. PEMBAHASAN A.     Proposisi Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni [1] : Subyek , perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang , benda , tempat, atau perkara. Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek. Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat . Contohnya kalimat Semua manusia adalah fana . Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedang adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh kata fana . [2] Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. [3] Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat di percaya , disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat