Skip to main content

PENJELASAN TENTANG KITAB YEHEZKIEL


PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kitab Yehezkiel merupakan bagian dari kelompok yang diberi nama Nabi – nabi besar di dalam kanon Ibrani, sesudah Yesaya dan Yeremia. Kanon kristen mempergunakan urutan Septuaginta yang menempatkan Yehezkiel sesudah Ratapan,yang pada waktu itu dikaitkan dengan nabi Yeremia. Kitab Yehezkiel merupakan kumpulan teratur yang terdiri dari lima bagian tulisan dari nabi dan para pengikut nya. Bab 1-3 menceritakan tentang panggilan nabi ; bab 4-24 berisikan berisikan nubuat tentang nasib Yerusalem sebelum kejatuhannya pada tahun 587 SM ; bab 25-32 berisi nubuat melawan bangsa-bangsa asing ; 33-39 mendorong mengharapak akan pembangunan kembali (=restorasi) sesudah kejatuhan Yerusalem ; dan bab 40-48 menyajikan sebuah penglihatan akan kenisah yang baru dan pembaruan kehidupan religious dan politik umat di tanah Israel. B.Rumusan Penulisan 1. Bagaimana Penulisan Kitab Yehezkiel? 2. Kapan Penulisan Kitab Yehezkiel? 3. Bagaimanakah kitab Yehezkie itu? C.Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan penulisan kitab Yehezkiel? 2. Menjelaskan periode penulisan kitab Yehezkiel? 3. Menguraikan tentang kitab Yehezkiel? PEMBAHASAN Kitab Yehezkiel berasal dari zaman pembuangan. Menurut kitab itu sendiri, pesan yang disampaikan oleh Nabi Yehezkiel datang dari Allah pada masa awal pembuangan antara tahun 593 dan tahun 571 SM. Karena itu, Kitab Yehezkiel merupakan awal tahapan baru dari Nubuat di Israel. Kitab ini merupakan salah satu dari antologi atau koleksi bentuk sastra yang paling kaya dalam perjanjian lama.Beberapa jenis perkataan nubuat dan puisi telah digabungkan dalam pesan nabi. 1. PENULISAN : Sejak dulu Kitab Yehezkiel termasuk dalam kanon kitab suci. Penulisnya adalah Imam Yehezkiel bin Buzi, yang menerima panggilan sebagai nabi ketika berada di pengasingan Babel (1:1-3). Jabatannya sebagai nabi terfokus pada keprihatinannya pada bait suci, keimaman, korban dan kemuliaan Allah. Kita mengenal Yehezkiel seluruhnya dari tulisannya sendiri. Dia menikah (24:15-18), tinggal dirumahnya sendiri (bd. 3:24; 8:1) dan dengan sesama tawanan, memiliki kehidupan yang relative bebas. Dengan bentuk dan isi dari kitab Yehezkiel sebagai sastra kenabian,dengan beberapa bagiannyan bersifat apokaliptik. Tetapi timbul kritik, pada tahun 1913, Driver menulis : “Tidak ada masalah mengenai pengarangnya, seluruh kitab itu dari awal hingga akhirnya dengan jelas merupakan hasil pikiran satu orang saja”. Namun, Holscher yang sebelumnya berpendapat bahwa ada satu pengarang, menyatakan bahwa Yehezkiel terlalu lama luput dari penelitian kritis. Dari 1.273 ayat dalam Kitab Yehezkiel, menurut dia 1.103 ayat ditambahkan kepada karya yang asli. Sejak itu banyak teori dikemukakan, berikut dengan alasan-alasan lama dan baru (yang biasanya saling bertentangan). Pada umumnya teori-teori ini tidak memberi tambahan apa pun bagi pengetahuan keagamaan. Howie membahasnya secara lebih logis. Dan Zimmerli berusaha memahami nabi ini, tidak hanya menganalisisnya saja, dengan teori Nachinterpretation (‘pembaruan tradisi’). Kita tidak dapat disalahkan apabila bersikap skeptis tentang proses dan hasil kritik semacam itu. Menurut Holscher Kitab Yehezkiel yang “asli” hanya terdiri dari 170 ayat, tetapi apakah dengan dasar ini dapat diputuskan mana yang asli dan mana yang tidak? Menurut para ahli kritis, Nabi Yehezkiel hidup sebelum dan sesudah masa pembuangan, atau bahkan hingga masa Yunani: manakah yang benar? Apakah Yehezkiel dapat diteliti dengan psikoanalisis tanpa kehadirannya? Benarkah ia tidak mewartakan keselamatan sehingga segala unsur keselamatan dalam kitabnya harus disingkirkan? Pandangan Childs tentang sumbangan religious dan teologis Yehezkiel dalam hal ini sangat menolong. Kesimpulan yang dibuat Driver pada tahun 1913 tampaknya belum sungguh-sungguh tergoyahkan. Usaha-usaha berikutnya untuk menganalisis Kitab Yehezkiel sebagian besar saling membatalkan satu sama lain. Yehezkiel harus dipelajari sebagai nabi yang memulai satu tahapan baru dalam kenabian, yang cocok dengan keadaan baru umat Allah dalam pembuangan. 2. PERIODE PENULISAN : 593-571 SM Kitab Yehezkiel berisi banyak tanggal sehingga nubuatan-nubuatannya dapat ditentukan waktunya secara lebih akurat. Hampir semua almanac dalam kitab ini menunjukkan waktu Yehezkiel menerima firman TUHAN. Almanak lainnya adalah kedatangan utusan yang melaporkan kejatuhan Yerusalem (33:21). Ketika ia menerima panggilannya sebagai nabi sekitar bulan Juli, 593 SM, Yehezkiel aktif sekitar selama 22 tahun. Nubuat terakhir diterimanya sekitar tahun 571 SM. Tanggal penulisan yang pasti dari kitab ini barangkali dapat ditetapkan antara lain dari isinya.Tiga belas pesan Yehezkiel diberi tanggal yang tepat pada hari,bulan dan tahun Raja Yoyakhin dibuang ke di buang ke Babilonia. 3.KITAB YEHEZKIEL 3.1. Nabi Yehezkiel a. Pribadinya Yehezkiel adalah seorang imam dan anak Busi,seorang imam dari keturunan Zadok (Yeh. 1-3) . Ia dibesarkan di Palestina, mungkin di Yerusalem, dan dibawa ke Babel pada tahun 597 SM (lihat Yeh. 33:21; 2 Raj.24:11-16). Ia mungkin berusia dua puluh lima tahun pada saat itu, karena lima tahun kemudian, pada usia tiga puluh tahun (lihat Yeh.1:1), ia dipanggil Allah menjadi nabi. Yehezkiel berbahagia dalam pernikahannya (Yeh.24:16). Kematian istrinya secara mendadak, yang sudah dinyatakan oleh Allah sebelumnya, dipakai sebagai isyarat bagi Israel (Yeh 24:15-24). Dalam pembuangan ia tinggal dirumahnya sendiri, di Tel Abib di tepi Sunga Kebar (Yeh 3:15); bnd.1:1). Para tua-tua datang kerumah Yehezkiel untuk berkonsultasi (Yeh 8:1) dan ini sesuai dengan pernyataan “aku bersama-sama dengan para buangan” (Yeh 1:1) yang tinggal disalah satu perkampungan Yahudi yang dipindahkan dari Yehuda oleh orang Babel. Ia memberi keterangan waktu untuk pernyataan-pernyataan tertentu yang ia terima dari Allah dengan mengacu pada tahun sesudah pembuangan (TSP) Raja Yoyakhin (597 SM = TSP 1). Panggilannya untuk menjadi nabi datang pada tahun 5 TSP (=593 SM) dan keterangan waktu yang terakhir dicatat dalam kitabnya adalah TSP 27 (=571 SM). Jadi pelayanannya berlangsung sekurang-kurangnya dua puluh tiga tahun. Karena penglihatan-penglihatannya, tingkah lakunya yang aneh dalam memerankan nubuat-nubuat tertentu, pengalamannya tentang bagaimana Allah memindahkannya dari Babel ke Yerusalem dan kembali ke Babel dalam penglihatan (Yeh 8:3; 11:24) dan lain-lain, Yehezkiel pernah disebut ekstatik, pengkhayal ataupun dianggap orang yang menderita gangguan jiwa. Memang tingkah lakunya tidak normal, tetapi apa sebenarnya yang normal untuk seorang nabi yang dicurahi Allah ? Yehezkiel pernah dilukiskan sebagai Imam, nabi, gembala dan pengkhotbah, bapak dari agama Yahudi. b. Zamannya Masa pembuangan Yehuda (597-538 SM) hampir bersamaan dengan masa kerajaan Babel (612-539 SM). Kondisi di pembuangan tampaknya tidak terlalu berat bagi banyak orang Yahudi. Babel tidak bermaksud menghukum bangsa-bangsa taklukan, tetapi hanya mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menghancurkan dan mencerai-beraikan bangsa-bangsa taklukannya, sehingga mereka kehilangan jati diri sebagai bangsa melalui kawin campur dan bentuk-bentuk pembauran lainnya. Sebaliknya, Babel memindahkan bangsa-bangsa itu dalam kelompok-kelompok kecil, dan membiarkan mereka memelihara jati diri bangsa mereka. (Oleh karena itu orang-orang Yehuda dapat kembali dari pembuangan, sementara kesepuluh suku dari Israel Utara telah berbaur dengan penduduk yang dimasukkan kesana oleh Asyur). Yeremia telah memberi nasehat agar orang-orang buangan itu melakukan kegiatan mereka sehari-hari seperti biasa dalam pembuangan (Yer 29:4-7) dan tampaknya mereka berbuat demikian. Mereka membangun rumah, menanam pohon anggur, membina keterampilan dan mulai menyukai kehidupan mereka yang baru. Tidak lama kemudian orang Yahudi sudah ikut dalam perdagangan . Ketika ada kesempatan untuk kembali ke Yerusalem, banyak yang lebih suka tinggal di Babel. Demikianlah asal-usul pusat Yahudi yang kemudian menghasilkan Talmud Babel”. Situasi keagamaan di pembuangan cukup bervariasi. Lindblom menulis : “Keliru sekali jika kita menyimpulkan dari nubuat-nubuat Yesaya tentang sisa Israel, atau dari penglihatan Yeremia tentang buah ara yang baik, bahwa orang Yahudi yang diusir ke Babel adalah elite moral dari bangsa Yahudi.Babel tidak memilih mereka karena alasan-alasan keagamaan dan akhlak. Adapun gagasan Yesaya tentang sisa Israel hanya berarti bahwa sebagian dari bangsa itu akan diselamatkan dari kehancuran dan kemudian berpaling kepada Allah”. Kesimpulan itu sebagian didasarkan pada tambahan yang diduga Lindblom ditambahkan pada zaman pembuangan kepada nubuat-nubuat yang ditulis sebelum pembuangan. Sekalipun tidak didukung oleh bukti-bukti naskah, namun pada dasarnya kesimpulan itu benar. 3.2. BENTUK KANONIS a. Analisis Kitab Yehezkiel berisikan pemberitaan yang disampaikan secara lisan atas perintah Allah (Yeh 3:10, 14:4; 20:1,27; 24:8; 43:10). Sangat mungkin pemberitaan-pemberitaan dikumpulkan oleh nabi atau penyunting di kemudian hari. Ada tiga belas acuan tentang waktu yang masing-masing dikaitkan dengan pernyataan dari Allah: Hri Bln Thn Tanggal Yeh 1:2 Yeh 8:1 Yeh 20:1 Yeh 24:1 Yeh 26:1 Yeh 29:1 Yeh 29:17 Yeh 30:20 Yeh 31:1 Yeh 32:1 Yeh 32:17 Yeh 33:21 Yeh 40:1 Penglihatan awal Penglihatan di Rumah Allah Pesan kepada tua-tua Laporan pengepungan Yerusalem Nubuat melawan Tirus Nubuat melawan Firaun* Nubuat tentang Mesir* Nubuat melawan Firaun Nubuat untuk Firaun Ratapan atas Firaun* Ratapan atas Mesir Laporan kejatuhan Yerusalem Penglihatan pemulihan Bait Suci 5 5 10 10 1 12 1 7 1 1 15 5 10 4 6 5 10 1 10 1 1 3 12 1 10 1 5 6 7 9 11 10 27 11 11 12 12 12 25 31 Jul 593 17 Sep 592 14 Ag 591 15 Jan 588 23 Apr 588 7 Jan 587 26 Apr 571 29 Apr 587 21 Jun 587 3 Mar 585 27 Apr 586 8 Jan 585 28 Apr 573 *Jelas tidak menurut urutan peristiwa b. Alegori dan tindakan profetik Yehezkiel memakai sejarah alegori: pohon anggur (Yeh 15), istri Allah (Yeh 16), burung rajawali (Yeh 17), singa betina (Yeh 19:1-9), kebun anggur (Yeh 19:10-14), pedang (Yeh 21), Ohola dan Oholiba (Yeh 23) dan kuali (Yeh 24).Nubuatnya juga mengikutsertakan sejumlah tindakan profetik .Selain itu, kematian istri Yehezkiel (Yeh 24:15-24) melambangkan bagaimana kekasih Tuhan juga akan diambil. c. Kronologi Yehezkiel Menurut nubuat kitab ini berita tentang kejatuhan Yerusalem (Yeh 33:21) diterima pada tanggal 8 Januari 585 SM (lihat tabel diatas). Menurut 2 Raja-raja 25:1-3, pengepungan kota itu dimulai pada hari ke-10, bulan yang ke-10, tahun ke-9 pemerintahan Zedekia dan berakhir pada hari ke-9, bulan ke-4, ketika raja itu melarikan diri. Sebagaimana biasanya diperkirakan jangka waktunya, adalah kira-kira satu setengah tahun dan kejatuhan Yerusalem sering kali disebutkan terjadi pada tahun 587 SM. Namun 2 Raja-raja 25:8 dengan jelas menunjuk kepada tahun ke-19 pemerintahan Nebukadnezar, yaitu tahun 586 SM. Masalah ini terpecahkan dengan memahami bahwa tahun pemerintahan Nebukadnezar dihitung dari Nisan ke Nisan (musim semi), sementara tahun pemeritahan Zedekia dihitung dari Tisyri ke Tisyri (musim gugur). Sistem manapun yang dipakai, Nisan selalu merupakan bulan pertama. Sedang antara awal pengepungan dan kejatuhan kota itu adalah dua setengah tahun, sesuai dengan Yehezkiel 24:1-2 dan 33:21. d. Anak Manusia Tuhan menyapa Yehezkiel dengan sebutan “Anak Manusia” sekitar sembilan puluh kali dalam kitab ini.Frase tersebut hanya muncul di satu tempat lagi di perjanjian Lama yaitu Daniel 8:17,dan itupun digunakan untuk menekankan kemanusian dari pembawa pesan . Ungkapan ini terdapat dalam rumusan pengutusan (contoh 2:3 “Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel”; bnd. 2:1; 3:4). Yehezkiel menggambarkan efeknya dalam 2:2 “sementara Ia berbicara dengan aku, kembalilah rohku ke dalam aku dan ditegakkannyalah aku. Kemudian aku mendengar Dia yang berbicara dengan aku.” Gejala-gejala yang serupa ditemukan dalam seluruh kitab itu dan Yehezkiel mengisyaratkan bahwa ia sadar sepenuhnya, Tuhan sedang menyampaikan kata-kata dan tindakan yang harus ia pakai. Agaknya sebutan “anak manusia” dalam Kitab Yehezkiel tidak dapat disamakan dengan penggunaan sebutan itu oleh Yesus untuk diriNya sendiri. Juga diragukan apakah ungkapan ini ada kaitannya dengan ungkapan “anak manusia” dalam Daniel 7:13 (bahasa Aram kevar enasy). Lebih mungkin Gelar itu digunakan untuk menekankan sifat nabi sebagai manusia, yang berbeda dengan sumber berita itu, yaitu Allah. Yehezkiel ditugaskan terutama untuk berbicara kepada orang Israel dalam pembuangan (Yeh 3:4,11,15). Bahkan pengalamannya di Yerusalem (Yeh 8:3-11:24) dimaksudkan untuk dihubungkan dengan orang-orang buangan itu (Yeh 11:25). Mereka mungkin menganggap dia sebagai seorang pemimpin agama baru yang menyampaikan pesan dari suatu ilah yang baru. Dengan menegaskan bahwa firman Tuhan datang kepadanya dan terus menerus mengulang gelar yang dipakai Tuhan untuk menyapanya, ia menghilangkan dasar untuk anggapan seperti itu. Ia memberitakan Allah yang sama, yang menggunakan metode yang sama seperti sebelum pembuangan.Dari sudut pandang yang lain, Yehezkiel sendiri tentu senantiasa sadar bahwa ia hanya manusia, yang ditopang oleh kuasa Roh saja dan berbicara menurut perintah Allah . e. “Tujukanlah mukamu kepada” Sebanyak sembilan kali rumusan utusan mengambil bentuk “Hai anak manusia, tujukanlah mukamu kepada . . .” (misalnya Yeh 13:17). Brownlee mengatakan bahwa rumusan ini menyuruh nabi untuk pergi kepada bangsa atau tempat yang disebutkan. Tetapi tidak dapat dipastikan apakah rumusan itu hanya mempunyai arti seperti itu. Apakah Yehezkiel atau penyuntingnya bermaksud agar pembaca mengertinya seperti itu? Ini membutuhkan penelitian lebih jauh, namun dalam teks tidak dikatakan bahwa nabi Yehezkiel benar-benar melaksanakan perjalanan yang begitu luas itu. f. “Akulah TUHAN” Ungkapan ini banyak dipergunakan dalam Kitab Yehezkiel dan dapat dianggap salah satu ciri khas kitab ini. Ini mengingatkan kita akan ungkapan yang sama dalam Kitab Imamat. Tujuan atau hasil yang diharapkan dari pemberitaan Yehezkiel sering kali diungkapkan dalam rumusan “Supaya kamu mengetahui bahwa Akulah TUHAN”. Kebenarannya tentu jelas bagi orang-orang Yahudi dalam pembuangan, demikian juga maknanya sebagai kesaksian bagi bangsa-bangsa tetangga mereka. 4. NUBUAT-NUBUAT YEHEZKIEL Kitab Yehezkiel dapat dibagi atas tiga bagian utama : Nubuatan Hukuman atas Israel (Yeh 1-24) Panggilan Yehezkiel (Yeh 1:1-3:21) Israel menyembah berhala (Yeh 3:22-7:27) Penglihatan yang memperingati (Yeh 8-11) Perumpamaan dan kiasan tentang hukuman (Yeh 12-19) Hukuman atas Israel (Yeh 20-24) Nubuat Hukuman atas bangsa-bangsa kafir (Yeh 25-32) (Amon, Moab, Edom, Filistin, Tirus, Mesir) Pembaruan Israel (Yeh 33-48) Gembala sejati (Yeh 33-34) Negeri (Yeh 35-39) Umat (Yeh 37-39) Bait Suci (Yeh 40-43) Kebaktian (Yeh 44-46) Sungai kehidupan,kota kudus,tanah suci (Yeh 47-48) 4.1 .Nubuat-nubuat Hukuman Atas Yehuda (Fasal 1-24) Nubuat mengenai hukuman yang akan datang oleh Allah ke atas Yerusalem dan Yehuda; nubuat-nubuat ini ditujukan kepada orang-orang Yehuda yang sudah ada di Babylon sejak tahun 597 SM. Nubuat-nubuat bagian pertama disampaikan sebelum pembinasaan Yerusalem. Nubuat-nubuat tersebut dikelompokkan sesuai dengan tahun pemberiannya, dan Yehezkiel menyebut dengan seksama waktu ucapan-ucapannya itu. Panggilan Yehezkiel sebagai nabi terjadi pada tahun kelima dari penawanan raja Yoyakhin, dan nubuat-nubuatnya pada masa itu dapat dibagi menjadi nubuat-nubuat selama tahun yang kelima, keenam, ketujuh, dan kesembilan dalam masa pembuangan. 1. Selama Tahun Kelima dalam Masa Pembuangan (Fasal 1-7) Fasal-fasal yang pertama menerangkan panggilan dan pengutusannya. Tujuh kali ia diperingatkan bahwa ia dikirim kepada bangsa pemberontak. Ia dengan sungguh-sungguh diperintahkan untuk “memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat”. Kemudian menyusullah peringatan-peringatan simbolis tentang pengepungan yang mengancam dan pembinasaan Yerusalem. Kemurtadan Israel selama tiga ratus sembilan puluh tahun dan empat puluh tahun pemberontakan Yehuda mengakibatkan hukuman yang digambarkan dalam lambang pengepungan kota. Yehezkiel menunjukkan nubuatnya ini kepada “seluruh kaum Israel,” tidak hanya kepada Israel atau Yehuda sendiri, seperti yang dilakukan oleh nabi-nabi sebelum pembuangan. Mungkin hal itu disebabkan karena pembinasaan Yehuda sudah terlalu dekat sehingga tak mungkin Yehuda diselamatkan dengan memberi peringatan lagi. “Zaman bangsa-bangsa” telah dimulai, karenanya nabi itu mengharapkan masa itu ketika Israel dan Yehuda bersama-sama akan dipugar untuk selamanya. 2. Selama Tahun Keenam dalam Masa Pembuangan (Fasal 8-19) Bagian ini dimulai dengan ucapan-ucapan yang khusus mengenai Yehuda dan Yerusalem. Di hadapan tua-tua Yehuda, Yehezkiel menyampaikan penglihatannya tentang penajisan Bait Suci, dan menyatakan akibatnya, yaitu hukuman atas Yerusalem dan para Imam. Hanya sedikit orang yang setia akan diberi tanda supaya tidak kena hukuman. Lambang kehadiran Allah ditarik kembali, pertama-tama dari Bait Suci dan kemudian dari kota itu. Nabi itu dibawa kembali dengan tertawan kepada “kaum pemberontak” itu. Dengan tanda membuat lobang di tembok, ia memberi peringatan bahwa Zedekia akan berusaha dengan cara ini untuk melarikan diri dari orang-orang yang menawannya. Ia memarahi nabi-nabi palsu di Yerusalem dan Babilonia yang giat memberitakan damai dan pemugaran yang segera. Ketika ditanya tua-tua Israel, ia mengulangi peringatannya tentang kebinasaan yang akan datang, dan mengatakan bahwa sekalipun Nuh, Daniel, dan Ayub berada di Yerusalem, dan menjadi perantara mereka, kota itu tidak dapat diselamatkan. Ia mengatakan bahwa Israel bagaikan pokok anggur yang tidak berbuah, dan sebagai perempuan berzinah yang hina. Dengan memakai seekor burung rajawali untuk melambangkan Nebukadnezar, ia menunjukkan bagaimana puncak pohon aras, yaitu Yoyakhin, telah diambil dan dibawa pergi. Pohon anggur yang ditinggalkan, yaitu Zedekia, akan berpaling kepada burung rajawali yang lain, yaitu Firaun. Nabi itu mempertahankan keadilan Allah dan menunjukkan bahwa pemerintahanNya itu adil. Fasal 19 meratapi nasib raja Yoahas, Yoyakhin dan Zedekia. 3. Selama Tahun Ketujuh dalam Masa Pembuangan (Fasal 20-23) Tua-tua Yehuda datang kepada Yehezkiel dan bertanya tentang akibat pemberontakan Zedekia melawan Babilonia dan persekutuannya dengan Mesir. Ia mengingatkan mereka akan penyembahan berhala Israel di Mesir dan mencela penyembahan berhala mereka yang sudah berurat-berakar itu. Ia menubuatkan bahwa Zedekia akan digulingkan dan bahwa jabatan imam dan jabatan raja akan lenyap, sehingga datang seorang yang berhak memerintah. Dalam dua fasal yang berikutnya ia membeberkan keadaan Yerusalem yang bejat dan mempertahankan keadilan Allah dalam menghakimi dan membinasakan kota itu. 4. Selama Tahun Kesembilan dalam Masa Pembuangan (Fasal 24) Dua setengah tahun berlalu sebelum ucapan yang berikutnya. Pada permulaan pengepungan Yerusalem yang terakhir, Yehezkiel diberitahu tentang kejadian itu dan juga tentang kematian isterinya yang tiba-tiba, tetapi ia dilarang meratapinya. Sikapnya yang acuh tak acuh melambangkan kekerasan hati rakyat itu ditengah-tengah bencana yang mengancam. Sejak waktu itu, nabi itu dilarang membuka mulutnya lagi mengenai Yerusalem sampai ia menerima kabar tentang penyerahannya. 4.2 Nubuat-nubuat Tentang Hukuman atas Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi (Fasal 25-32, 35) Nubuat-nubuat ini mengenai bangsa-bangsa asing. Selama pengepungan Yerusalem, Yehezkiel menulis sejarah yang akan datang dari tujuh bangsa yang sezaman di sekitar Yehuda. Dengan singkat ia menulis tentang Amon, Moab, Edom, dan Filistea yang sudah merosot, tetapi ia menulis dengan panjang lebar tentang Tirus dan Mesir. Nubuat-nubuat tentang Tirus sangat menarik. Dengan terperinci diterangkannya pengepungan oleh Kasdim selama empat belas tahun. Walaupun akhirnya kota itu direbut, Nabi itu menyebut raja Tirus dan penghasutnya, Iblis dan memberi sekilas pandangan tentang keagungan, keangkuhan dan penghinaan Iblis pada zaman prasejarah. Dengan khusus nasib Mesir dan penguasa-penguasanya disebut, karena pemberontakan Yehuda terhadap Babilonia telah disebabkan oleh pengharapan memperoleh bantuan dari sekutu yang kuat ini. Matahari Mesir sedang terbenam dan sejak itu tidak dapat meninggikan dirinya lagi di atas bangsa-bangsa lain ataupun menguasainya (Yehezkiel 29:15; II Raja-raja 24:7). 4.3 Nubuat-nubuat Tentang Pemugaran (Fasal 33,34,36-48) Nubuat-nubuat mengenai pembuangan dan keselamatan bagi Israel. Bagian ketiga dari kitab itu didahului dengan memperingatkan Yehezkiel tentang tanggung jawabnya sebagai seorang penjaga. Seorang utusan khusus memberitahukan jatuhnya Yerusalem. Ini merupakan tanda bagi Yehezkiel untuk kembali bernubuat tentang bangsanya. Sebagian besar dari ucapan-ucapannya yang kemudian mengenai pemugaran Israel dan Yehuda di masa depan. Dalam penglihatan mengenai lembah yang penuh dengan tulang-tulang yang kering, ada nubuat yang jelas mengenai penyatuan kerajaan utara dan selatan, dan sekali lagi Daud (Kristus) menjadi Raja yang memerintah atas kerajaan bersatu itu. Hal ini tidak digenapi secara penuh dengan pemugaran dibawah pimpinan Ezra dan Nehemia, yang hanya meliputi sebagian Yehuda saja. Fasal 38 dan 39 menyatakan musuh Israel yang terakhir, yaitu Gog dan Magog, dan kehancurannya. Fasal-fasal terakhir melukiskan Bait Suci pada zaman Kerajaan Seribu Tahun. Hal ini sangat menarik perhatian imam ini yang menulis tentang pemugaran itu. Semua nabi bernubuat tentang kembalinya sisa bangsa Yahudi dan kemuliaan kerajaan Mesias. Hanya Yehezkiel sendiri yang menerangkan secara terperinci tentang susunan pemerintahan baru yang akan didirikan. Hanya dia yang memperlihatkan konstruksi Bait Suci yang baru, tata ibadat yang baru, dan pembagian baru dari negeri itu. 5. TUJUAN DAN PESAN KITAB YEHEZKIEL Pesan dan nubuat sastra kitab Yehezkiel sangat erat berhubungan. Pesan kitab yang terdiri atas tiga bagian itu sebenarnya merupakan sebuah teodise, dan hal itu sama dengan tiga dimensi atau tahap dari pelayanan Yehezkiel kepada orang-orang Ibrani di pembuangan. Pasal 1-24 memberitahukan sebelum kejatuhan Yerusalem dan ditunjukan pada rumah Yehuda yang memberontak. Tujuan penugasan Yehezkiel oleh Allah sebagai “penjaga” adalah untuk memperingatkan generasi orang Israel yang tegar dan keras kepala tentang hukuman yang akan datang (2:3-8), untuk menegaskan pertanggungjawaban setiap generasi atas dosa mereka (18:20), dan untuk menghimbau kepada orang-orang yang bersedia untuk mempehatikan nasihat untuk “bertobat dan memperoleh hidup” (18:21-23, 32). Sesudah penghancuran Yerusalem pada tahun 587/586 SM, Yehezkiel mengalihkan perhatiannya kepada bangsa-bangsa di sekeliling Israel yang secara aktif telah mengambil bagian di dalam atau menjadi penonton yang sangat gembira akan “waktu kesusahan bagi Yakub” (ps. 25-32). Jangan sampai dalam keangkuhan mereka, mereka mengira bahwa akan dibebaskan dari hukuman Ilahi, maka mereka juga di peringatkan bahwa Allah sudah memutuskan untuk mengunjungi mereka dalam murka dan pembalasan atas kelakuan buruk mereka (misalnya, 25: 1-11). Dalam fase pelayanan Yehezkiel ini tersirat suatu peringatan kepada Israel bahwa Yahweh memang benar dan adil dalam pemerintahan-Nya yang berdaulat atas bangsa-bangsa (bdg. Ps. 28:24-26). Akhirnya, dalam ps. 33-48 Yehezkiel menanamkan pengharapan di antara sisa-sisa umat Ibrani yang tertawan dengan cara membesarkan hati mereka dengan janji mengenai suatu “perjanjian damai” baru yang akan diawasi oleh “gembala dari keturunan Daud” (34:20-31). Yahweh, Allah Abraham yang menepati perjanjian, akan sekali lagi memulihkan keberuntungan Israel dan Yehuda dengan cara mempersatukan mereka menjadi satu bangsa di bawah raja mesianis – pangeran dari keturunan Daud yang akan memerintah selama-lamanya. Mesias, digambarkan sebagai ranking lunak di pucuk tertinggi pohon aras yang akan ditanam di gunung tinggi (17:23-24), ilustrasi yang mirip dengan ranting di Kitab Yesaya (11:1), di Kitab Yeremia (23:5; 33:15) dan di Kitab Zakaria (3:8; 6:12). Yehezkiel juga berbicara tentang Mesias sebagai Raja yang punya hak memerintah (21:26-27) dan akan melayani sebagai Gembala yang benar (34:11-31). Tuhan akan menyucikan umat-Nya, menetapkan kesetiaan di dalam negeri, menempatkan kembali bait-Nya di tengah-tengah mereka, dan memberkati Israel melalui “Daud hamba”-Nya (37: 15-28).   PENUTUP Kesimpulan Kitab Yehezkiel merupakan salah satu kitab nabi-nabi besar selain Yesaya dan Yeremia ,yang ditulis oleh Nabi Yehezkiel anak Busi,yang sering dipanggil oleh Allah dengan sebutan “anak manusia”,suatu gelar yang menitik-beratkan kerendahan Yehezkiel sebagai seorang manusia saja,ia menerima panggilan nabi sekitar tahun 593 SM dan aktif selama 22 tahun dengan nubuatan terakhir diterimanya sekitar tahun 571 SM. Kitab ini merupakan dibagi atas tiga bagian besar nubuatan yaitu Nubuat mengenai hukuman yang akan datang oleh Allah ke atas Yerusalem dan Yehuda:nubuat-nubuat ini ditujukan kepada orang-orang Yehuda yang sudah ada di Babylon sejak tahun 597 SM (1-24),nubuat –nubuat mengenai bangsa-bangsa asing (25-32),nubuat-nubuat mengenai pembuangan dan keselamatan bagi Israel (33-48). Saran. Kitab Yehezkiel cukup luas pengertian dan penjelasannya dari beberapa ahli,karena itu kelompok menyarankan kepada pembaca selain makalah ini, untuk dapat membaca buku-buku perjanjian lama khususnya kitab Yehezkiel. DAFTAR PUSTAKA  Alkitab ( Kitab Yehezkiel )  W,S.Lasor.D.A.Hubbard & FW.Bush,2009 , Pengantar P.L 2 sastra dan nubuat,cetakan 10,Jakarta:BPK.  Jeane Ch. Obadja, 2004, Survei Ringkas P.L, Jakarta:Momentum.  Clarence H. Benson. LITTD, 1997, Pengantar P.L puisi dan nubuat, cetakan 5,Jakarta:Gandum Mas.  Dianne Bergant,CSA & Robert J Karris,2002 Tafsir Alkitab P.L, (Lembaga Biblika Indonesia).,Yogyakarta: Kanisius.  ,Andrew.E. Hill & John.H Walton, 2001, Survei perjanjian lama, Jakarta:Gandum Mas.  Dr.J Blommendaal, 2003, Pengantar kepada perjanjian lama, cetakan 12, Jakarta:BPK.

Comments

Popular posts from this blog

IPTEK DALAM ALKITAB

I.                    PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Metode ilmiah sering digunakan dalam pembahasan tentang pendidikan. Riset dan metode ilmiah merupakan metode pemecahan masalah yang mengacu pada berpikir reflektif yaitu berpikir menemukan masalah serta memecahkannya melalui kegiatan yang bertahap. Ilmu pendidikan adalah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. [1] Proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini merupakan hasil dari penemuan dan penelitian yang dilakukan manusia sebelumnya. Sebenarnya perkembangan tersebut diawali dengan rasa keingintahuan manusia yang sangat besar bahkan Paul Leady mengatakan bahwa ” Man is curious animals ”. [2] Keingintahuan tersebut yang mendorong manusia untuk berupaya menjawab kenyataan-kenyataan alamiah yang ada di dunia ini lewat berbagai cara, dan hal ini mendorong perkembangan ilmu dan pengetahuan. Selaras dengan asal katanya Sains berasal dari bahasa Latin “scieantia” dan terbentuk ka

GEREJA METHODIST INDONESIA

I.PENDAHULUAN A. Latar belakang Methodisme datang ke Indonesia pertama kali pada tahun 1905 setelah para misionaris Amerika mulai bekerja di Malaysia dan Singapura . Gereja Methodis di Indonesia saat itu adalah satu-satunya gereja yang tidak dimulai oleh para misionaris Belanda ataupun Jerman . Di Indonesia, para misionaris Amerika mulai bekerja di Jawa , Kalimantan , dan Sumatera . Pada tahun 1913 , setelah datangnya Bishop J. Robinson , konferensi yang pertama pun diselenggarakan di Sumatera Utara. Pada saat itu, Gereja Methodist dikenal sebagai gereja yang unik karena ini adalah satu-satunya gereja Protestan yang anggota-anggotanya terdiri atas suku Batak dan suku Tionghoa Indonesia, sementara gereja-gereja Protestan lainnya saat itu pada umumnya tersegregasi. Gereja Methodist Indonesia (GMI) adalah satu-satunya gereja di Indonesia yang hadir bukan sebagai hasil pekabaran Injil misi Belanda dan Jerman. Methodist adalah hasil pelayanan misionaris dari Amerika yang b

Makalah Proposisi Hipotesis

Tugas Kelompok Logika Dosen Pengampuh: Lydia Tumampas oleh, Budi Makaado Mormin Malatunduh Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Manado II. PEMBAHASAN A.     Proposisi Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni [1] : Subyek , perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang , benda , tempat, atau perkara. Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek. Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat . Contohnya kalimat Semua manusia adalah fana . Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedang adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh kata fana . [2] Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. [3] Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat di percaya , disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat