Skip to main content

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PADA SETIAP FASE PERKEMBANGAN


PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada umur-umur tertentu seseorang dapat dengan lebih cepat dan mudah memperoleh kecekatan dalam memperoleh keterampilan-keterampilan tertentu dengan mempelajari pola pola tingkah laku tertentu. Dalam keseluruhan proses hidupnya individu akan berusaha melakukan tugas perkembangan agar dia menemukan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Tiap fase pertumbuhan perkembangan memiliki tugas perkembangan sendiri. Tugas ini timbul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan dalam mencapai tugas itu dapat membawa kebahagiaan dan berhasil dalam tugas berikutnya. Sedangkan bila gagal dalam mencapai tugas itu akan membawa ketidakbahagiaan dan kekecewaan dalam masyarakat serta menemui kesulitan dalam tugas berikutnya. B. RUMUSAN PEMIKIRAN 1. Apa yang di maksud dengan tugas tugas perkembangan? 2. Bagimana tugas perkembangan pada setiap fase/priode perkembangan? C. TUJUAN PENULISAN  PEMBAHASAN A. Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Menurut Robert J. Havighurst, suatu tugas perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu periode tertentu dalam perkembangan seseorang. Tugas perkembangan merupakan petunjuk-petunjuk yang memungkinkan seseorang memahami apa yang diharapkan masyarakat dari padanya pada suatu umur tertentu. B. Tugas dan Fase Perkembangan Adalah hal yang pasti bahwa setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Kegiatan belajar dalam hal ini tidak berarti merupakan kegiatan belajar yang ilmiah. Tugas belajar yang muncul dalam setiap fase perkembangan merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar keterampilan melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal. Di samping itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan tersebut adalah: 1. Karena adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu. 2. Karena adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri 3. Karena adanya tuntunan kultural masyarakat sekitar. Dalam rangka mengfungsikan tahap-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya, manusia harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tertentu umpamanya kebiasaan-kebiasaan belajar berjalan dan berbicara pada rentang usia 1-5 tahun. Belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tertentu pada saat itu atau masa perkembangan yang tepat dipandang berkaitan langsung dengan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Tugas-tugas perkembangan tersebut seyogianya selalu diperhitungkan secara cermat oleh para orang tua dan guru sebagai sesuatu yang harus terjadi secara alamiah dan tepat pada waktunya. Perhatian orang tua dan juga guru (khususnya untuk fase masa sekolah) amat diperlukan, mengingat keberhasilan pelaksanaan tugas perkembangan pada suatu fase akan sangat menunjang keberhasilan tugas perkembangan pada fase-fase berikutnya. C. Tugas Perkembangan Fase Bayi dan Kanak-kanak Menurut Robert Havigurst (1972) fase perkembangan bayi dan kanak-kanak adalah sebagai berikut. Secara kronologis (menurut urutan waktu), masa bayi berlangsung sejak seorang individu manusia dilahirkan dari rahim ibunya sampai berusia sekitar setahun. Sedangkan masa kanak-kanak adalah masa perkembangan berikutnya, yakni dari usia setahun hingga usia sekitar lima atau enam tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun kedalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah. Tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan-kegiatan belajar sebagai berikut: 1. Belajar memakan makanan keras, misalnya mulai dengan bubur susu, bubur beras, nasi dan seterusnya, 2. Belajar berdiri dan berjalan, misalnya mulai dengan berpegang pada tembok atau sandaran kursi, 3. Belajar berbicara, misalnya mulai dengan menyebut kata ibu, ayah, dan nama-nama benda sederhana yang ada di sekelilingnya 4. Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dari tubuhnya, misalnya mulai dengan meludah, membuang ingus dan seterusnya, 5. Belajar membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun seksual, 6. Mencapai kematangan untuk belajar membaca dalam arti mulai siap mengenal huruf, suku kata dan kata-kata tertulis, 7. Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan ibunya, dengan ayah, saudara kandung, dan orang-orang di sekelilingnya, 8. Belajar membedakan antara hal-hal yang baik dengan yang buruk, juga antara hal-hal yang benar dan salah, serta mengembangkan atau membentuk kata hati (hati nurani). Hurlock Mengatakan bahwa meskipun dasar dari tugas dalam perkembangan yang diharapkan sudah dikuasai anak sebelum mereka masuk sekolah diletakan selama masa bayi, tetapi masih banyak yang harus dipelajari dalam waktu empat tahun, yaitu dalam periode awal masa kanak-kanak yang relatif singkat. Pada saat masa bayi berakhir, semua bayi normal telah belajar berjalan meskipun dalam tingkat kecakapan yang berbeda-beda; telah belajar makan makanan keras. Tugas pokok dalam belajar mengendalikan pembuangan kotoran sudah hampir sempurna dan akan sepenuhnya dikuasai dalam setahun atau dua tahun lagi. Meskipun sebagian besar bayi telah menambah kosakata yang berguna, telah dapat dengan tepat mengucapkan kata-kata yang mereka gunakan, dapat mengerti arti dari pernyataan dan perintah yang sederhana, dan dapat menggabungkan beberapa kata menjadi kalimat yang berarti, namun kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain dan untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain masih dalam taraf yang rendah. Masih banyak yang harus dikuasai sebelum mereka masuk sekolah. D. Tugas Perkembangan Fase Anak-Anak Menurut Robert Havigurst masa anak-anak berlangsung antara enam sampai dengan dua belas tahun dengan ciri-ciri utama sebagai berikut: 1. Memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebayah 2. Keadaan fisik yang memungkinkan atau mendorong anak memasuki dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani 3. Memilki dorongan mental Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa ini meliputi kegiatan belajar dan mengembangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain, seperti lompat jauh, lompat tinggi, mengejar, menghindari kejaran dan seterusnya 2. Membina sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang berkembang, seperti kesadaran tentang harga diri dan kemampuan diri 3. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakatnya 4. Belajar memainkan peran sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan sebagai seorang wanita (jika dia seorang wanita) 5. Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis dan berhitung (matematika) 6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari-hari 7. Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang independen (mandiri) dan bertanggung jawab Keberhasilan mengerjakan tugas perkembangan akan membawa kebahagiaan dan keberhasilan pelaksanaan tugas lainnya di kemudian hari. Kegagalan melaksanakan tugas perkembangan menimbulkan ketidakbahagiaan, ketidasetujuan masyarakat, dan kesulitan dalam mengerjakan tugas perkembangan yang berikutnya (Hurlock, 1978). Berikut ini adalah tugas perkembangan seorang anak usia sekolah (6-12 tahun): 1. Menjadi lebih mandiri Mandiri di sini dapat berarti: a. Mandiri secara fisik. Di usia sekolah ini, anak mulai dituntut untuk melakukan segala sesuatu secara mandiri, dalam arti berjauhan dengan orang tua atau orang dewasa lain yang menjadi figur otoritas juga kasih sayang. Ketika ia sekolah dan beraktivitas, anak tidak lagi didampingi orang tua atau figur pengganti. Ia mulai belajar menjadi dirinya sendiri, menjadi individu yang melakukan aktivitas sendiri. b. Mandiri secara psikis. Kasus 1 Seiring dengan berjauhannya anak secara fisik dengan figur tempat ia biasa bergantung, berarti pula anak diharapkan mampu mandiri dalam hal-hal yang sifatnya psikis. Misalnya dalam mengambil keputusan dan berpikir untuk dirinya sendiri. Anak mulai mengambil keputusan untuk diri sendiri, dan bertanggung jawab dengan keputusannya itu. ini dimulai dan hal-hal sederhana dan terus berkembang ke bentuk yang lebih kompleks. 2. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi. Ketika anak belum bersekolah, ia hanya bersosialisasi dengan orang tuanya, kakak adiknya, pengasuhnya, atau orang-orang lain yang berada di lingkungan terdekatnya. Umumnya adalah keluarga inti dan orang-orang di sekitarnya. Namun, ketika seorang anak mulai bersekolah, otomatis ia mulai mengembangkan lingkungannya lebih dan sekadar lingkungan terdekatnya. Ia mulai mengenal orang dewasa lain, selain orang tua dan pengasuhnya. Ia juga mulai mengenal teman-teman, baik yang sebaya maupun yang lebih besar atau lebih kecil daripadanya. Hal ini bukanlah suatu hal yang mudah karena betul-betul merupakan sesuatu yang baru dan ia belum terlatih mengatasinya. Dalam kondisi ini, anak juga mulai belajar melihat situasi atau juga memprediksi situasi sosial yang Ia masuki. 3. Mulai menyadari ke-aku-annya dalam aspek psikologis yang lebih luas. Kasus 2. Anak mulai menyadari bahwa ia adalah pribadi tersendiri yang terpisah dan orang tua ataupun saudara-saudara ataupun teman-teman sebayanya. Ia memiliki keinginan yang berbeda dengan kakak atau adiknya. Ia memiliki kebiasaan yang berbeda dan orang tuanya. Juga, Ia akan mengembangkan minatnya sendiri, yang mungkin berbeda dari teman-temannya. Pada tahap ini, orang tua pun menyadari, anaknya adalah pribadi tersendiri. 4. Mulai mengembangkan kemampuan Intelektual pada tingkat yang lebih tinggi Kasus 3 Dari pemahaman sederhana, anak belajar mengembangkan kemampuannya dalam bentuk analisa, menguraikan masalah, melihat hubungan sebab akibat, penyelesaian masalah, sampai antisipasi masalah. 5. Mulai mengembangkan aspek logika (hubungan sebab akibat, nalar, dst) Kasus 4 Aspek logika adalah kemampuan seseorang untuk memahami bagaimana sesuatu terjadi dalam alur yang masuk akal. Kemampuan ini sangat penting dalam perkembangan kehidupan seorang anak selanjutnya. Tercakup di dalamnya adalah kemampuan untuk mengenali hubungan sebab akibat. Hurlock mengatakan bahwa untuk memperoleh tempat didalam kelompok sosial, anak yang lebih besar harus menyelesaikan berbagai tugas dalam perkembangan. Masyarakat mengharapakan anak menguasai tugas-tugas tersebut pada saat ini. Kegagalan dalam pelaksanaannya akan mengakibatkan pola perilaku yang tidak matang, sehingga sulit diterima oleh kelompok teman-temannya yang tidak mampu menyamai teman-temannya sebaya yang sudah menguasai tugas-tugas perkembangan tersebut. Penguasaan tugas-tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi tangung jawab orang tua seperti pada tahun-tahun prasekolah. Sekarang penguasaan ini juga menjadi tanggung jawab guru-guru dan sebagian kecil juga menjadi tanggung jawab kelompok teman-teman. Misalnya, pengembangan berbagai keterampilan dasar seperti membaca, menulis, berhitung, dan pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga merupakan tanggung jawab guru dan juga orang tua. Meskipun orang tua dapat membantu meletakkan dasar penyesuaian diri anak dengan teman-temannya sebaya, tetapi menjadi anggota kelompok memberi kesempatan yang besar untuk memperoleh pengalaman belajar dalam hal ini. E. Tugas Perkembangan Fase Remaja Masa remaja menurut sebagian ahli psikologis terdiri atas sub-sub masa perkembangan sebagai berikut: Proses perkembangan pada masa remaja lazimnya berlangsung selama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 12-21 pada wanita dan 13-22 tahun pada pria. Masa perkembangan remaja yang panjang ini dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran dan persoalan, bukan saja bagi si remaja sendiri melainkan juga bagi para orang tua, guru, dan masyarakat sekitar. Bahkan, tak jarang para penegak hukum pun turut di repotkan oleh ulah dan tindak tandunknya yang dipandang menyimpang. Mengapa demikian? Secara singkat jawabannya ialah karena individu remaja sedang berada dipersimpangan jalan antara dunia anak dan dunia dewasa. Sehubungan dengan ini, hampir dapat dipastikan bahwa segala sesuatu yang mengalami atau dalam keadaan transisi (masa peralihan) dari suatu keadaan ke keadaan lainnya selalu menimbulkan gejolak, goncangan, dan benturan yang kadang-kadang berakibat sangat buruk bahkan fatal (mematikan). Menurut konopka dkk (Jahja;237) masa remaja ditandai dengan berkembangnya sikap dependen kepada orag tua ke arah independen. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Robert Havigurst pada umumnya meliputi pencapaian dan persiapan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan masa dewasa, yakni: 1. Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku di masyarakat 2. Mencapai peranan sosial sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan peranan sosial seorang wanita (jika ia seorang wanita) selaras dengan tuntunan sosial dengan kultural masyarakat 3. Menerima kesatuan organ-organ tubuh sebagai pria (jika ia seorang pria) dan kesatuan organ-organ sebagai wanita (jika ia seorang wanita) dan menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing 4. Keinginan menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di tengah-tengah masyarakat. 5. mencapai kemerdekaan atau kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya dan mulai menjadi seorang “ person “ ( menjadi dirinya sendiri ); 6. mempersiapkan diri untuk mencapai karier ( jabatan dan profesi ) tertentu dalam bidang kehidupan ekonomi; 7. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan ( rumah tangga ) dan kehidupan berkeluarga yakni sebagai suami (ayah) dan istri (ibu) Hurlock mengatakan bahwa semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada pusaka penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-lakilah dan anak perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Seringkali sulit bagi para remaja untuk menerima keadaan fisiknya bila sejak kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep mereka tentang penampilan diri pada waktu dewasa nantinya. F. Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Muda Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam pekerjaannya. Kehidupan psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan tetap harus memperhatikan orang tua yang makin tua. Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja/masa sebelumnya. Havighurst (Turner dan Helms, 1995) mengemukakan tugas-tugas perkembangan dewasa muda, di antaranya (a) mencari dan menemukan calon pasangan hidup. (b) membina kehidupan rumah tangga, (c) meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga, dan (d) menjadi warga negara yang bertanggung jawab. 1. Mencari dan Menemukan Calon Pasangan Hidup Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyaratan yang sah (perkawinan resmi). untuk sementara waktu, dorongan biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda. 2. Membina Kehidupan Rumah Tangga Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001) menyatakan bahwa golongan dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dan mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membuktikan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan. membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara. 3. Meniti Karier dalam Rangka Memantapkan Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja. guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut. mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebaliknya, bila tidak atau belum cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilmu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak (baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk rnencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya. 4. Menjadi Warga Negara yang Bertanggung Jawab Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran. surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) membayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air, pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong. kerja bakti membersihkan selokan. memperbaiki jalan, dan sebagainya). Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (misanya hidup sendiri/selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian 1, yaitu mencari pasangan hidup dan bagian 2 membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, bagian 3 dan 4, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik. Hurlock mengatakan bahwa tingkat penguasaan tugas-tugas pada tahun-tahun awal masa dewasa akan mempengaruhi tingkat keberhasilan mereka ketika mencapai puncak keberhasilan pada waktu setengah baya- apakah puncak itu dibidang pekerjaan, pengakuan sosial, atau kehidupan keluarga. Tingkat penguasaan ini juga akan menentukan kebahagiaan mereka saat itu maupun selama tahun-tahun akhir kehidupan mereka. G. Tugas perkembangan setengah baya Masa setengah baya adalah masa yang berlangsung antara usia 40 sampai 60 tahun. Konon, dikalangan tertentu, pria dan wanita yang sudah minginjak usia 40 tahun ke atas sering dijuluki sebagai orang yang sedang mengalami masa pubertasi ke dua. Julukan ini timbul karena mereka senang lagi bersolek, suka bersikap dan berbuat emosional dan suka marah, dan bahkan jatuh cinta lagi. Di kalangan kaum wanita biasanya tampak gejala depresi (murung), cepat tersinggung, cemas dan kawatir kehilangan kasih sayang anak-anak yang sudah mulai menanjak dewasa. Selain itu, wanita setengah baya juga acapkali merasa cemas akan kehilangan suami karena menopause (berhenti menstruasi) yang pada umumnya diiringi dengan timbulnya tanda-tanda atau garis ketuaan dibagian tertentu pada tubuhnya. Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase setengah tua yang dikemukakan oleh Robert Havigurst tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa. 2. Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun (khusunya anak kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab. 3. Mengembangkan aktifitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya bersama orang-orang dewasa lainnya. 4. Menghubungkan diri sedemikian rupa dengan pasangannya (suami atau istri) sebagai seorang pribadi yang utuh. 5. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya. 6. Mencapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier. 7. Menyesuaikan diri dengan prikehidupan (khususnya dalam hal acara bersikap dan bertindak) orang-orang yang berusia lanjut. H. Tugas Perkembangan Lansia Masa tua adalah fase kehidupan terakhir. masa ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai berhembusnya nafas terakhir (akhir hayat). Mereka yang sudah menginjak usia 60 tahun keatas yang dalam istilah psikologi disebut “sense cence” (masa tua) biasanya ditandai oleh perubahan-perubahan kemampuan motorik yang mulai merosot. Diantara perubahan-perubahan tersebut adalah menurunnya otot-otot tangan dan otot-otot yang menyangkut seluruh tubuh. Oleh karena itu, pada umumnya orang tua lebih cepat marasa lelah, dan untuk mengembalikan kesegaran tubuhnya dari kelelahan itu, ia memerlukan waktu lebih lama dari pada ia masih berusia mudah. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Lansia Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh lansia berkaitan dengan perilaku yang baik (adaptif) dan tidak baik (maladaptif). 1. perilaku yang kurang baik - Kurang berserah diri, merasa tidak puas, murung, dan putus asa. - Sering menyendiri. - Kurang melakukan aktivitas fisik/olahraga/kurang gerak. - Makin tidak teratur dan kurang minum. - Kebiasaan merokok dan meminum minuman keras. - Minum obat penenang dan penghilang rasa sakit tanpa aturan. - Melakukan kegiatan yang melebihi kemampuan. - Menganggap kehidupan seks tidak diperlukan lagi. - Tidak memeriksakan kesehatan secara teratur. 2. perilaku yang baik - Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Mahakuasa. - Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan. - Menjalin huhungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat. - Melakukan olahraga ringan setiap hari. - Makan dengan porsi sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai, serta banyak minum. - Berhenti merokok dan meminum minuman keras. Minumlah obat sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan. 3. Manfaat perilaku yang baik - Lebih takwa dan tenang. - Tetap ceria dan banyak mengisi waktu luang. - Keberadaannya tetap diakui oleh keluarga dan masyarakat. - Kesegaran dan kebugaran tubuh tetap terpelihara. - Terhindar dan kegemukan dan kekurusan serta penyakit berhahaya seperti jantung, paru-paru, diabetes, kanker, dan lain-lain. - Mencegah keracunan obat dan efek samping lainnya. - Mengurangi stres dan kecemasan. hubungan harmonis tetap terpelihara. - Gangguan kesehatan dapat diketahui dan diatasi sedini mungkin. Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya. Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari dengan teratur dan baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang di sekitarnya, maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan pada tahap perkembangan sebelumnya seperti olahraga, dan lain-lain. Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut. 1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun. 2. Mempersiapkan diri untuk pensiun. 3. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya. 4. Mempersiapkan kehidupan baru. 5. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai. 6. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan. Peran Anggota Keluarga Terhadap Lansia Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga dalam melaksanakan perannya terhadap lansia, yaitu: - melakukan pembicaraan terarah; - mempertahankan kehangatan keluarga; - membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia; - membantu dalam hal transportasi; - membantu memenuhi sumber-sumber keuangan; - memberikan kasih sayang; - menghorrnati dan menghargai; - bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia; - memberikan kasih sayang, menyediakan waktu, serta perhatian. - Jangan menganggapnva sebagai beban; - memberikan kesempatan untuk tinggal bersama; - mintalah nasihatnya dalam peristiwa-peristiwa penting; - mengajaknya dalarn acara-acara keluarga; - membantu mencukupi kebutuhannya; - memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah termasuk pengembangan hobi; - membantu mengatur keuangan; - mengupayakan sarana transportasi untuk kegiatan mereka termasuk rekreasi; - memeriksakan kesehatan secara teratur; - memberi dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat; - mencegah terjadinya kecelakaan, baik di dalam maupun di luar rumah; - pemeliharaan kesehatan usia lanjut adalah tanggung jawab bersama; - memberi perhatian yang baik terhadap orang tua yang sudah lanjut, maka anak-anak kita kelak akan bersikap yang sama. Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga dalam setiap tahap perkembangannya. Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan biologis, imperatif (saling menguatkan). Menurut Carter dan McGoldrick (1988), tugas perkembangan keluarga dengan lansia adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam mendukung kesejahteraan lansia. perpindahan tempat tinggal bagi lansia merupakan suatu pengalaman traumatis, karena pindah tempat tinggal berarti akan mengubah kebiasaan-keiasaan yang selama ini dilakukan oleh lansia di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, dengan pindah tempat tinggal berarti lansia akan kehilangan teman dan tetangga yang selama ini berinteraksi serta telah memberikan rasa aman pada lansia. Kondisi ini tidak dialami oleh semua lansia, karena pindah tempat tinggal yang telah dilakukan dengan persiapan yang memadai dan perencanaan yang matang terhadap lingkungan baru bagi lansia, tentu akan berdampak positif bagi kehidupan lansia. PENUTUP A. Kesimpulan Menurut Robert J. Havighurst, suatu tugas perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu periode tertentu dalam perkembangan seseorang. Tugas perkembangan merupakan petunjuk-petunjuk yang memungkinkan seseorang memahami apa yang diharapkan masyarakat dari padanya pada suatu umur tertentu. Perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu periode tertentu dalam perkembangan seseorang. Tugas perkembangan merupakan petunjuk-petunjuk yang memungkinkan seseorang memahami apa yang diharapkan masyarakat dari padanya pada suatu umur tertentu. bila gagal dalam mencapai tugas itu akan membawa ketidakbahagiaan dan kekecewaan dalam masyarakat serta menemui kesulitan dalam tugas berikutnya. B. Saran. Setelah kita mempelajari materi mengenai tugas-tugas perkembangan, kita dapat melihat bahwa dimana fase-fase perkembangan mempunyai tugas-tugasnya dan tugas tersebut harus berhasil dilakukan untuk memperoleh kebahagiaan. Karena itu hendaknya kita harus dapat memenuhi atau melakukan tugas perkembangan tersebut karena dimana ketika tugas perkembangan tidak dilakukan maka akan menghambat terhadap tugas perkembangan berikutnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Syah, 2010, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2. Hurlock Elisabeth, 2010, Psikologi Perkembangan edisi kelima,Jakarta : Erlangga 3. Jahja, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana, 2011 4. Dariyo Agus, 2009, Psikologi Perkembangan Dewasa (CB), Jakarta : Grasindo 5. Maryam Siti, 2010, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya, Jakarta : Salemba 6. Ibung Dian, 2008, Stres pada anak “usia 6-12 tahun Jakarta : Elex Media Komputindo

Comments

Popular posts from this blog

IPTEK DALAM ALKITAB

I.                    PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Metode ilmiah sering digunakan dalam pembahasan tentang pendidikan. Riset dan metode ilmiah merupakan metode pemecahan masalah yang mengacu pada berpikir reflektif yaitu berpikir menemukan masalah serta memecahkannya melalui kegiatan yang bertahap. Ilmu pendidikan adalah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. [1] Proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini merupakan hasil dari penemuan dan penelitian yang dilakukan manusia sebelumnya. Sebenarnya perkembangan tersebut diawali dengan rasa keingintahuan manusia yang sangat besar bahkan Paul Leady mengatakan bahwa ” Man is curious animals ”. [2] Keingintahuan tersebut yang mendorong manusia untuk berupaya menjawab kenyataan-kenyataan alamiah yang ada di dunia ini lewat berbagai cara, dan hal ini mendorong perkembangan ilmu dan pengetahuan. Selaras dengan asal katanya Sains berasal dari bahasa Latin “scieantia” dan terbentuk ka

GEREJA METHODIST INDONESIA

I.PENDAHULUAN A. Latar belakang Methodisme datang ke Indonesia pertama kali pada tahun 1905 setelah para misionaris Amerika mulai bekerja di Malaysia dan Singapura . Gereja Methodis di Indonesia saat itu adalah satu-satunya gereja yang tidak dimulai oleh para misionaris Belanda ataupun Jerman . Di Indonesia, para misionaris Amerika mulai bekerja di Jawa , Kalimantan , dan Sumatera . Pada tahun 1913 , setelah datangnya Bishop J. Robinson , konferensi yang pertama pun diselenggarakan di Sumatera Utara. Pada saat itu, Gereja Methodist dikenal sebagai gereja yang unik karena ini adalah satu-satunya gereja Protestan yang anggota-anggotanya terdiri atas suku Batak dan suku Tionghoa Indonesia, sementara gereja-gereja Protestan lainnya saat itu pada umumnya tersegregasi. Gereja Methodist Indonesia (GMI) adalah satu-satunya gereja di Indonesia yang hadir bukan sebagai hasil pekabaran Injil misi Belanda dan Jerman. Methodist adalah hasil pelayanan misionaris dari Amerika yang b

Makalah Proposisi Hipotesis

Tugas Kelompok Logika Dosen Pengampuh: Lydia Tumampas oleh, Budi Makaado Mormin Malatunduh Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Manado II. PEMBAHASAN A.     Proposisi Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni [1] : Subyek , perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang , benda , tempat, atau perkara. Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek. Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat . Contohnya kalimat Semua manusia adalah fana . Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedang adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh kata fana . [2] Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. [3] Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat di percaya , disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat