Skip to main content

METODE MENGAJAR


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Belajar
Istilah strategi  pada mulanya digunakan dalam kemiliteran. Strategi berasal dari bahasa yunani strategos yang berarti jendral atau panglima, sehingga starategi diartikan sebaga ilmu kejenderalan  atau  kepanglimaan. Strategi dalam pengertian kemiliteran ini berarti cara pengunaan seluruh kekuatan militer untuk mencapai tujuan perang. Tujuan perang itu sendiri tidak ditentukan oleh militer, tetapi oleh politik. pengertian strategi tersebut kemudian diterapkan dalam dunia pendidikan. menurut Ensiklopedia Pendidikan, strategi ialah the art of bringing forces to the battle field in favourable position. Dalam pengertian ini strategi adalah suatu seni, yaitu seni membawa pasukan ke dalam medan tempur dalam posisi yang paling menguntungkan
Dalam perkembangan selanjutnya strategi tidak lagi hanya seni, tetapi sudah merupakan ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari. Dengan demikian istilah strategi yang diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan belajar-mengajar adalah suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. untuk melaksanakan suatu strategi tertentu diperlukan seperangkat metode mengajar.[1]
B. Pengertian Metode Mengajar
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani ”metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu :metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Arab metode disebut “thoriqot”.[2]
Dari pengertian  diatas maka dapat dijelaskan Metode mengajar  adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran (Sudjana, 2005:76).
Metode pengajaran adalah alat untuk mengoperasionalkan apa yang direncanakan dalam strategi. Untuk melaksanakan suatu strategi digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. Strategi belajar-mengajar merupakan rencana kegiatan untuk mencapai tujuan, sedangkan metode pengajaran adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu.[3]
C. Metode-Metode yang di Gunakan  Dalam Mengajar
1.       Metode Diskusi
2.       Metode Ceramah (Preaching Method)
3.       Metode Perumpamaan
4.       Metode Demonstrasi ( Demonstration Method )
5.       Metode Ceramah Plus
6.       Metode Resitasi ( Recitation Method )
7.       Metode Percobaan ( Experimental Method )
8.       Metode Karya Wisata
9.       Metode Latihan Keterampilan ( Drill Method )
10. Metode Mengajar Sesama Teman ( Peer Teaching Method )
11. Metode Mengajar Sesama Teman ( Peer Teaching Method )
12. Metode Pemecahan Masalah ( Problem Solving Method )
13. Metode Perancangan ( Projeck Method )
14. Metode Bagian ( Teileren Method )
15. Metode Global (Ganze Method )
16. Metode Discovery
17. Metode Inquiry
18. Metode Microteaching
19. Metode Problem Solving
20. Metode Tanya Jawab
21. Metode Sosio Drama
22. Metode Simulasi
23. Metode Proyek
24. Metode Mengajar Berprogma
25. Metode Mind Mapping
26. Metode Koperatif
27. Metode Diad
28. Metode Broken Square
29. Metode Brainstorming
30. Metode Sambutan Melingkar
31. Metode Rembuk Sejoli
32. Metode Buzz Group
33. Metode Philips 66
34. Metode Fish Bowl
35. Metode Membaca Dan Berdiskusi
36. Metode Lukisan Kelompok
37. Metode Karangan Kelompok
38. Metode Forum Music
39. Metode Penelahaan Induktif Kitab Suci
40. Metode Symposium
41. Metode Panel
42. Metode Forum
43. Metode Seminar
44. Metode Studi Kasus
45. Metode Colloquy
46. Metode Karyawisata
47. Metode Role Playing
48. Metode Socio Drama
49. Metode Unit Teaching
50. Metode Kerja Lapangan
51. Metode Mengajar Berprogma
52. Metode Tutorial
53. Metode Pemberian Tugas
54. Metode STAD (Student Teams Achievement Disvisions)
55. Metode Jingsaw
56. Metode Berbasis Masalah
57. Metode Make A Match
58. Metode Tipe Think Pair Share
59. Metode Debat
60. Metode Artikulasi
61. Metode Group Investigation
62. Metode Pembelajaran Bertukar Pasangan
63. Metode Snowball Throwing
64. Metode Student Facilitator And Explaining
65. Metode Course Review Horay
66. Metode CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, Compostion)
67. Metode Tebak Kata
68. Metode Word Square
69. Metode Scramble
70. Take And Give
71. Metode Consept Sentence
72. Metode Complete Sentence
73. Metode Time Token
74. Metode Round Club
75. Metode Latihan Keterampilan
76. Metode Perancangan
77. Metode Pair Check
78. Metode Otentik
79. Metode NHT (Numbered Head Together)
80. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
81. Metode Terpadu
82. Metode Example Non Example
83. Metode Picture And Picture
84. Metode Cooperative Script
85. Metode Problem Based Introduction
86. Metode Pembelajaran Artikulasi
87. Metode Tipe Think Pair Share
88. Metode Pembelajaran Group Investigation
89. Metode Talking Stick
90. Metode Tari Bambu
91. Metode Perumpamaan
92. Metode Explicit Instruction
93. Metode Inside-Outside-Circle
94. Metode Cooperative Learning
95. Metode Word Square
96. Metode Cecks Spencer Kagen
97. Metode Berbasis Jasa Layanan
98. Metode Sandiwara
99. Metode Permainan
100.               Metode Latihan
101.               Metode Tutorial
102.               Metode Teileren
103.               Metode Team Games t=Tournament
104.               Metode Lesson Study
105.               Metode Contextual Teaching and Learning



D. Metode-Metode Mengajar PAK
1.       Metode Diskusi
a.   Pengertian
Metode Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan. Metode diskusi ini untuk merangsang murid berfikir dan mengemukakan pendapat sendiri, serta ikut memberikan sumbangan pikiran dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak alternatif jawaban.
Yesus juga menggunakan metode ini. Salah satu contoh yang terbaik ialah diskusi-Nya dengan seorang perempuan dekat sebuah sumur di Samaria (Yoh. 4). Yesus mulai dengan meminta minum dari perempuan itu. Dengan lemah lembut Ia memimpin perempuan itu, ketika ia mencoba menyimpang dari pokok pembicaraan mereka sebelum ia mengetahui siapa Yesus dan apa yang hendak diajar-Nya kepadanya.
b.   Kelebihan dari metode diskusi
1)  Menyadarkan peserta didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
2)  Menyadarkan peserta didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik
3)  Membiasakan peserta didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan peseta didik bersikap toleransi
c.    Kelemahan Metode diskusi
1)  tidak dapat digunakan dalam kelompok yang besar
2)  peseta diskusi mendapat informasi yang terbatas
3)  cenderung dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
4)  biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal[4]


2.       Metode Tanya Jawab
a.   Pengertian
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, bisa dari guru kepada siswa maupun siswa kepada guru.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUNJ59YR_0xNexK2600Q9GNo3NcUMAuDnHkHpLcU41dr0aOCsGnPSVbcttS4EoUh1XkQO-UYx3PTcWeQU8kI8bVKpuLChwtR6BP82XqX4sPshnd-udCeuJgYTv9P3QJ9NNAuAXq8bZXV8/s1600/khotbah-di-bukit-3.jpgTuhan Yesus juga menggunakan tanya-jawab ketika mengajar. Dalam perumpamaan orang samaria yang murah hati Yesus memakai metode ini juga. Ia jua menggunakannya ketika menyampaikan khotbah di Bukit. Dengan melakukan hal ini, Ia menolong pendengar-pendengarNya mengerti arti sepenuhnya dari ajaran-Nya itu. Ketika mengatakan kepada orang banyak agar jangan kuatir tentang makanan dan pakaian, Ia bertanya, “ Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?”(Matius 6:25).
Yesus mengajukan pertanyaan untuk membuat para pendengarNya berpikir, karena Ia menghendaki mereka mengerti apa yang diajar-Nya.
b.   Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan metode ini adalah pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa; merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan; mengembangkan keberanian dan ketrampilan siswa. Sedangkan kelemahannya adalah siswa merasa takut; tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa; sering membuang-buang waktu.
3.       Metode Perumpamaan
a.    Pengertian
Metode perumpamaan ini akan dapat memberi pemahaman yang mendalam, terhadap hal-hal yang sulit dicerna .
Dalam kitab-kitab Injil terdapat 61 perumpamaan Yesus yang menceritakan tentang hal-hal, tanaman, binatang, atau orang. cerita-cerita itu tentang situasi-situasi yang bisa terjadi atas hampir semua orang dalam kehidupan sehari-hari. Perumpamaan-perumpamaan itu dimaksudkan untuk mengajarkan kebenaran-kebenaran rohani, dan tiap perumpamaan mengajarkan satu kebenaran.
b.   Kelebihan
1)  Memudahkan memahami suatu konsep yang abstrak
2)  Melatih anak didik untuk terbiasa berpikir analogis melalui penyebutan premis-premis.
c.    Kekurangan
1)  Guru enggan menggunakan metode ini karena metode ini dapat menghabiskan energi karena bentuknya seperti cerita.
2)     Tidak mudah dalam membuat perumpamaan yang sesuai dengan pokok bahasan.
3)    Siswa menjadi bingung apabila perumpamaan tersebut kurang jelas, sehingga tidak memahamkan justru malah membosankan dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai.

4.       Metode Ceramah (Preaching Method)[5]
a. Pengertian
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Yesus juga memakai metode ceramah. Dalam kitab-kitab Injil ada beberapa contoh ceramah yang baik. Salah satu ialah Khotbah di bukit yang terdapat di `Matius 5-7.  Dalam Matius 7:28, ketika Ia selesai berbicara “takjublah orang banyak itu mendengar pengajaranNya, sebab Ia mengahar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka”.
b.   kelemahan metode ceramah
1)  Membuat siswa pasif
2)  Mengandung unsur paksaan kepada siswa
3)  Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
4)  Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
5)  Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik.
6)  Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
7)  Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
c.    kelebihan metode ceramah
1)  Guru mudah menguasai kelas.
2)  Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
3)  Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4)  Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
5.  Metode demonstrasi ( Demonstration method )
a.  Pengertian
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri
Djamarah, ( 2000).
b. Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
1)  Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
2)  Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3)  Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat, 1985)
c. Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
1)  Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.
2)  Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
3)  Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
d. Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
1)  Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
2)  Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
6. Metode ceramah plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :
a.   Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas.
Metode campuran ini idealnya dilakukan secara tertib, yaitu :
1). Penyampaian materi oleh guru.
2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3). Pemberian tugas kepada siswa.
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas.
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)
7.  Metode resitasi ( Recitation method )
a. pengertian
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri
b. Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
1)  Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
2)  Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000
c. Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
1)  Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temannya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
2)  Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
3)  Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
8. Metode Karya Wisata
a.  Pengertian
Metode karya wisata adalah metode mengajar dengan mengajak peseta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
b.  Kelebihan
1)  Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
2)  Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
3)  Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
c.  Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
1)  Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
2)  Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
3)  Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
4)  Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
5)  Biayanya cukup mahal.
6)  Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.[6]
9.   Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )
a.   Pengertian
Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya. metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. metode ini juga berfokus pada keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. peserta didik tidak lagi diberikan materi belajar secara satu arah seperti pada metode pembelajaran konvensional.[7] Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.[8]
 Dengan metode ini, diharapkan peseta didik dapat mengembangkan pengetahuan mereka secara mandiri. Dalam Metode ini, peserta didik diberikan suatu permasalahan. selanjutnya secara berkelompok (disarankan kelompok kecil:8-10 orang) mencari solusi atas permasalahan tersebut.
untuk dapat memperoleh hasil yang diharapkan, maka terdapat langkah-langkah yang dilakukan dalam metode PSM[9]
1)  Identifikasi Masalah
mahasiswa membaca masalah yang diberikan dan mendiskusikannya.
2)  Eksplorasi pengetahuan yang telah dimiliki
klarifikasi istilah yang digunakan dalam masalah beserta maknanya.
3)  Menetapkan Hipotesis
pada tahap ini diharapkan mahasiswa dapat membangun hipotesis dari permasalahan yang diberikan
4)  Identifikasi isu-isu yang dipelajari
Isu pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pertanyaan yang tak dapat dijawab dengan pengetahuan yang masih dimiliki oleh mahasiswa. pada tahap ini mahasiswa harus menyadari apa yang menjadi isu pembelajaran, baik bagi kelompok maupn bagi tiap individu
5)     Belajar Mandiri
pada tahap ini harus jelas isu pembelajaran yang menjadi tujuan bagi tiap mahasiswa. pada area tertentu, perlu ditentukan bagian yang merupakan bagian dari belajar mandiri mahasiswa
6)        Re-evaluasi dan penerapan pengetahuan baru terhadap masalah
ini tahap yang paling kursial dalam proses PBL, yaitu saat mahasiswa berkumpul kembali setelah membahas isu pembelajaran pada permasalahan yang diberikan di awal. penelitian di bidang pendidikan mengungkapkan bahwa jika bekerja dengan informasi baru dengan mempertanyakannya, menerapkannya pada situasi yang berbeda dapat membantu merangsang pembelajaran pada masa mendatang.
7)  Pengkajian dan refleksi
sebelum proses pembelajaran selesai, mahasiswa sebaiknya mendapat kesempatan untuk berefleksi mengenai proses pembelajaran yang terjadi. hal ini termasuk melakukan review terhadap pembelajaran yang telah diraih, sekaligus kesempatan bagi kelompok untuk memberikan umpan balik mengenai proses yang telah berlangsung.
b.   Kelebihan
Pembelajaran problem solving ini memiliki keunggulan dan kelemahan. keunggulan model pembelajaran problem solving yaitu melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan masalah yang di hadapi secara realistis, mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, serta dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya dunia kerja.
c.    Kekurangan
Sementara kelemahan model pembelajaran problem solving itu sendiri seperti beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. Dalam pembelajaran problem solving ini memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.[10]
10.  Metode Discovery
a. Pengertian
https://herdy07.files.wordpress.com/2010/05/3.jpgSalah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery ini merupakan suatu  cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain. Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri. Melalui metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih dikenal dan digunakan di dalam berbagai kesempatan proses belajar mengajar yang memungkinkan.
b. Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200)
1)  Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu.
2)  Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer.
3)  Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan.
4)  metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.
5)  metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus.
6)  Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan.
7)  Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yang jawaban nya belum diketahui sebelumnya.
8)  Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
c. Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah:
1)  Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain.
2)  Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
3)  Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudahy biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
4)  Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan
5)  dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada.
6)  Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.
11. Metode Inquiry
a. Pengertian
Metode inquiry adalah metode yang mampu mengiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234).
Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban mengiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi.
Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.
Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru (Mulyasa, 2005:235).
Strategi pelaksanaan inquiry adalah: (1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan. (2) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa. (3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik. (4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya. (5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236).
Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan.
Guru menggunakan teknik bila mempunyai tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama dalam kelompoknya. Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode inquiry dapat ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya. Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang melakukan inquiry.
b. Kelebihan
Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu :
1)  Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik.
2)  Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
3)  mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
4)  Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
5)  Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
6)  Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
7)  Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
8)  Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
9)  Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional.
10)                    Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
c. Kekurangan metode inquiry :
1)                       Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang. Bagi guru yang terbiasa dengan cara tradisional, merupakan beban yang memberatkan
2)                       Pelaksanaan pengajaran melalui metode ini, dapat memakan watu yang cukup panjang. Apalagi proses pemecahan masalah itu memerlukan pembuktian secara ilmiah
3)                       Proses jalannya inquiry akan menjadi terhambat, apabila siswa telah terbiasa cara belajar “nrimo” tanpa kritik dan pasif apa yang diberikan oleh gurunya
4)                       Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah. Akan tetapi justru memerlukan pengulangan dan penanaman nilai. Misalnya pada pengajaran agama, mengenai keimanan, ibadah dan akhlak
5)                       Metode inquiry ini baru dilaksanakan pada tingkat SLTA, Perguruan Tingi. Dan untuk tingkat SLTP dan tingkat SD masih sulit dilaksanakan. Sebab pada tingkat tersbeut anak didik belum mampu berpikir secara ilmiah, merupakan ciri dari metode inquiry.
12.  Example Non Example 
a. Pengertian
Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.  Metode Example non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. 
Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas
rendah seperti :
1)  kemampuan berbahasa tulis dan lisan, 
2)  kemampuan analisis ringan, dan 
3)  kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya
Model Pembelajaran Example Non Example menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat
dengan jelas.
b. Ciri-ciri 
Metode Example non Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example and Nonexample adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep
yang ada. 

- Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan 
- non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
Metode Example non Example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
c. Kelebihan dan Kekurangan.
Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode Example non Example antara lain:
1)  Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.
2)Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari Example non Example
3) Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Kelebihan:
1) Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2) Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2) Memakan waktu yang lama.
13. Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
a. Pengertian Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata context yang berarti ”hubungan, konteks, suasana dan keadaan (konteks) ” Adapun pengertian CTL menurut Tim Penulis Depdiknas (2003: 5) adalah sebagai berikut: Pembelajaran Konstektual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: kontruktivisme (contructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling),  refleksi dan penelitian sebenarnya (authentic assessment). Sedangkan menurut Jhonson (2006: 67) yang mendefinisikan pembelajaran kontekstual (CTL) sebagai berikut: Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks pribadi, sosial dan budaya mereka.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan sebuah strategi pembelajaran yang dianggap tepat untuk saat ini karena materi yang diajarkan oleh guru selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan menggunakan pembelajaran kontekstual, materi yang disajikan guru akan lebih bermakna. Siswa akan menjadi peserta aktif dan membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan mereka.
b.Kelebihan dan Kekurangan
Beberapa keunggulan dari pembelajaran Kontekstual adalah:
1)              Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.
2)              Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.
3)              Kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental
4)              Kelas dalam pembelajaran Kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan
5)              Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru
6)              Penerapan pembelajaran Kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna
Sedangkan kelemahan dari pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut:
1)              Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran Kontekstual berlangsung
2)              Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif
3)              Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam m CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ”penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
4)              Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.[11]

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mencapai tujuan pembelajaran, seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan serta kreativitas dalam mengajar. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat maka diharapkan tujuan tersebut dapat tercapai. Dalam menerapkan berbagai macam metode pembelajaran, terdapat beberapa prinsip yang dapat menjadi pertimbangan guru dalam memilih metode mana yang lebih tepat, diantaranya: sifat dari pelajaran, Alat-alat yang tersedia, Besar atau kecilnya kelas, Tempat dan lingkungan, Kesanggupan guru, Banyak atau sedikitnya bahan, Tujuan mata pelajaran itu
B. Saran
Hendaknya kita tidak hanya membaca makalah ini, tetapi dapat membandingkan atau mencari buku-buku lain untuk dapat di baca dan dipahami.


DAFTAR PUSTAKA
Aripin,  2000, ilmu Pendidikan.(Jakarta : Bumi aksara
Gulo, 2010, Strategi Belajar Mengajar Jakarta:Grasindo, 2010
Sujadna S. DKK. 2001, Metode dan Tehnik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Production
Sinamora, Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan, Jakarta: 2008, EGC
Nursala, Pendidikan Dalam Keperawatan, Jakarta:Salemba, 2010
Syaiful, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,
Panduan Guru, 2012, http://panduanguru.com/jenis-metode- pembelajaran-metode-mengajar-beregu-team-teaching-method-part-3/





[1] Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta:Grasindo, 2010) h. 2
[2] Sujadna S. DKK. Metode dan Tehnik Pembelajaran Partisipatif. (Bandung : Falah Production,2001) Hlm.37

[3] Gulo, h. 3
[4] Sinamora, Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan, (Jakarta: 2008, EGC) h.57
[5] Sinamora h.56
[6] Sinamora h.60
[7] Nursala, Pendidikan Dalam Keperawatan, (Jakarta:Salemba, 2010) h.124
[8] Syaiful, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h.103
[9] Nursala, h. 126
[10] Nursala, Pendidikan Dalam Keperawatan, (Jakarta:Salemba, 2010) h.127

Comments

Popular posts from this blog

IPTEK DALAM ALKITAB

I.                    PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Metode ilmiah sering digunakan dalam pembahasan tentang pendidikan. Riset dan metode ilmiah merupakan metode pemecahan masalah yang mengacu pada berpikir reflektif yaitu berpikir menemukan masalah serta memecahkannya melalui kegiatan yang bertahap. Ilmu pendidikan adalah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. [1] Proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini merupakan hasil dari penemuan dan penelitian yang dilakukan manusia sebelumnya. Sebenarnya perkembangan tersebut diawali dengan rasa keingintahuan manusia yang sangat besar bahkan Paul Leady mengatakan bahwa ” Man is curious animals ”. [2] Keingintahuan tersebut yang mendorong manusia untuk berupaya menjawab kenyataan-kenyataan alamiah yang ada di dunia ini lewat berbagai cara, dan hal ini mendorong perkembangan ilmu dan pengetahuan. Selaras dengan asal katanya Sains berasal dari bahasa Latin “scieantia” dan terbentuk ka

GEREJA METHODIST INDONESIA

I.PENDAHULUAN A. Latar belakang Methodisme datang ke Indonesia pertama kali pada tahun 1905 setelah para misionaris Amerika mulai bekerja di Malaysia dan Singapura . Gereja Methodis di Indonesia saat itu adalah satu-satunya gereja yang tidak dimulai oleh para misionaris Belanda ataupun Jerman . Di Indonesia, para misionaris Amerika mulai bekerja di Jawa , Kalimantan , dan Sumatera . Pada tahun 1913 , setelah datangnya Bishop J. Robinson , konferensi yang pertama pun diselenggarakan di Sumatera Utara. Pada saat itu, Gereja Methodist dikenal sebagai gereja yang unik karena ini adalah satu-satunya gereja Protestan yang anggota-anggotanya terdiri atas suku Batak dan suku Tionghoa Indonesia, sementara gereja-gereja Protestan lainnya saat itu pada umumnya tersegregasi. Gereja Methodist Indonesia (GMI) adalah satu-satunya gereja di Indonesia yang hadir bukan sebagai hasil pekabaran Injil misi Belanda dan Jerman. Methodist adalah hasil pelayanan misionaris dari Amerika yang b

Makalah Proposisi Hipotesis

Tugas Kelompok Logika Dosen Pengampuh: Lydia Tumampas oleh, Budi Makaado Mormin Malatunduh Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Manado II. PEMBAHASAN A.     Proposisi Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni [1] : Subyek , perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang , benda , tempat, atau perkara. Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek. Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat . Contohnya kalimat Semua manusia adalah fana . Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedang adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh kata fana . [2] Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. [3] Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat di percaya , disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat