Skip to main content

IMAN KRISTEN


II. PEMBAHASAN
A. PEMAHAMAN DASAR TENTANG IMAN
Dalam Perjanjian Lama berbahasa Ibrani, ada tiga kata iman yang paling umum digunakan yakni aman yang berarti “meneguhkan atau mendukung, dapat juga diberi arti mempercayai” (Kej. 15:6) , kemudian battach yang berarti “akan, bersandar pada, mempercayai” (Maz.25:2), kemudian chasah yakni,  mencari “perlindungan” (Maz.57:2). [1] Jika diterapkan kepada Tuhan Allah, maka kata iman berarti, bahwa Allah harus dianggap sebagai Yang Teguh atau Yang Kuat. Orang harus percaya kepada-Nya, berarti bahwa ia harus mengamini bahwa Allah adalah teguh atau kuat.[2]
Dalam Perjanjian Baru. Bentuk kata bendanya adalah pistis dan kata kerja disebut Pisteuo. Dalam bentuk kata pistis mengandung arti secara subjektif, “keyakinan yang kokoh, tetap, tidak berubah; ketulusan hati; yakni dalam kebenaran”. Bila iman dilihat dari bentuk kata kerja pisteuo mempunyai beberapa pengertian yaitu berpikir bahwa sesuatu adalah benar (Mat. 24:23), menerima pesan Allah yang disampaikan oleh para hamba-Nya (Kis.24:14), Menerima Yesus seutuhnya sebagai Mesias salah satu pribadi dari Trinitas Ilahi (Yoh. 3:16), Menaruh kepercayaan, Menggantungkan hidup, Menyerah dan menyerahkan hidup pada Yesus.[3]
Kelompok dapat menarik suatu kesimpulan dari iman dalam pengertian Perjanjian Baru dimana suatu kepercayaan yang sungguh kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan juga menerima suatu kebenaran dari apa yang disampaikan atau diberitakan oleh rasul-rasul atau orang-orang yang menyebarkan injil tanpa meragukan akan apa yang mereka ajarkan.
B.  IMAN  SEBAGAI KEPERCAYAAN DAN KESETIAAN KEPADA HAL YANG DIA ANGGAP TERPENTING[4]
Iman bukan persetujuan intelektuil bahwa ajaran-ajaran tertentu benar, juga bukan pengetahuan yang tidak dapat dibuktikan. Melainkan iman adalah kepercayaan yang praktis pada sesuatu yang lebih dihargai daripada semua yang lain. Iman  adalah kesetiaan kepada hal yang kita anggap paling pokok dalam kehidupan kita, pusat yang memberi arti kepada seluruh kehidupan kita. Kita beriman kepada hal yang kita pegang meskipun kita harus menyerahkan semua yang lain. Obyek iman kita mungkin Allah, mungkin sesuatu yang lain.
1. Contoh-contoh pengaruh iman atas kelakuan
Mungkin kita dapat mengerti arti iman dan bagaimana iman kita mempengaruhi perbuatan kita kalau kita melihat beberapa contoh.
a. Seorang yang kaya
Seorang pemimpin yang kaya yang bertanya kepada Yesus, “Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Yesus menjawab bahwa pemimpin itu harus menjual segala miliknya, membagi-bagikan hasilnya kepada orang-orang miskin dan mengikut Yesus. Tetapi orang itu menjadi amat sedih sebab Ia sangat kaya (Luk 18:18-27). Kepercayaannya kepada harta sebagai tuhan menang atas kepercayaan kepada Allah, Tuhan yang sejati. Dia Iebih mengandalkan harta milik daripada Allah. Karena itu seluruh kehidupannya dipengaruhi oleh kepercayaannya kepada kekayaan. Bukan hanya keselamatannya saja yang dipengaruhi, tetapi semua kelakukannya. Bukan hanya kehidupannya di gereja dipengaruhi, tetapi kehidupannya di pasar, di rumahnya, dan di mana-mana.
b. Petrus dan rasul-rasul
Sesudah kebangkitan Yesus dan Pentakosta, Petrus dilarang Imam Besar mengajar dalam nama Yesus. Tetapi Petrus dan rasul-rasul yang lain menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia” (Kis 5:29). Dalam peristiwa ini kelakuan Petrus menyatakan bahwa iman yang dikhotbahkannya adalah imannya yang utama yang membentuk kehidupannya.
Contoh-contoh tersebut menampakkan bahwa iman kita memang mempengaruhi perbuatan kita. Apa yang kita perbuat bergantung pada apa yang kita percayai.
2. Kepercayaan dan kesetiaan
Iman selalu mengandung kepercayaan. Beriman kepada Allah berarti mempercayaiNya lebih daripada segala sesuatu yang lain. Kita percaya bahwa Dia mempunyai kuasa dan kebijaksanaan untuk memimpin hidup kita. Kita juga percaya bahwa Dia mengasihi kita dan Dia hendak membimbing kita ke arah yang terbaik bagi kita. Kita percaya kepada Dia sebagai Tuhan yang lebih dapat diandalkan daripada segala tuhan yang lain. Kita percaya bahwa kehidupan kita hanya dapat berharga kalau kita hidup untuk Dia sesuai dengan maksudNya. Kita percaya bahwa Dia dapat menyebabkan kehidupan kita berarti. Maka kita menyandarkan hidup kita pada Dia. Iman juga mengandung kesetiaan. Kesetiaan itu sepasang dengan kepercayaan. Kepercayaan merupakan segi iman yang lebih pasif. Kepercayaan patut dinyatakan dengan pengakuan, “Aku percaya .kepada ... Kesetiaan merupakan segi iman yang lebih aktif. Kesetiaan patut dinyatakan dalam sumpah: “Aku berjanji bahwa...Kesetiaan kepada Allah berarti berpegang teguh kepada kewajiban kita kepadaNya sebagai kewajiban kita yang utama. Kita bertekad untuk melayani Allah sekalipun pelayanan itu berbahaya atau tidak populer.  Iman sebagai kepercayaan ternyata dalam alasan Petrus untuk terus mengikut Yesus meskipun banyak orang lain pergi: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dan Allah” (Yoh 6:68-69). Petrus mengakui imannya bahwa hanya Kristus dapat dipercayai untuk membimbing kehidupan dan memberi arti kepadanya.  
3. Iman dan nilai-nilai
Iman adalah kepercayaan dan kesetiaan kepada hal yang dianggap terpenting atau nilai yang tertinggi. Nilai definisinya yang sederhana yaitu sesuatu yang dianggap bernilai atau penting. Orang yang memegang suatu nilai merasa bahwa nilai itu memberi nilai kepada hidupnya. Beberapa nilai yang biasa ialah keluarga, gereja, kuasa, pengetahuan, harta, keadilan, kesalehan, kedamaian, dan Tuhan Allah.  
C. IMAN SEBAGAI HUBUNGAN PERORANGAN DENGAN ALLAH[5]
Iman Kristen berarti persekutuan dengan Allah, persatuan dengan Dia, penyerahan diri ke dalam tanganNya. Perjanjian Lama sering memakai istilah “mengenal Allah” artinya berhubungan mesra dengan Allah sebagai istilah searti dengan “beriman kepada Allah” (mis. I Taw 28:9; Yer 10:25; 31:34). Kata Martin Luther:  “Iman adalah doa dan tidak lain dari doa”. Iman adalah hubungan yang akrab antara Allah dengan manusia, suatu percakapan dengan Dia, suatu persekutuan denganNya. Beriman berarti hidup bersama dengan Allah, mengasihi Allah, dan memujiNya. Tentu iman dalam arti ini sukar diterangkan karena tidak merupakan ajaran-ajaran theologia melainkan bahan mentah yang dipakai untuk ajaran-ajaran thelogia.
1. Hubungan dengan Pribadi Ilahi
Kepercayaan religius kepada Tuhan berbeda dari kepercayaan-kepercayaan yang lain. Lain dengan kepercayaan kepada harta atau kuasa, iman religius dipersembahkan bukan kepada benda yang mati melainkan kepada pribadi yang hidup, bukan kepada “itu”, melainkan kepada “Engkau”. Lain dengan kepercayaan kepada negara atau keluarga, iman religius dipersembahkan kepada pribadi Ilahi yang berbeda dengan manusia dan dunia yang fana.
Karena Allah bersifat Pribadi, bukan benda, iman kita kepadaNya menyangkut dua jurusan. Jurusan yang satu ialah pemeliharaan Allah kepada kita; jurusan yang lain ialah kepercayaan kita kepada Dia. Kita dan Allah saling mengasihi dan saling menanggapi. Karena Allah bersifat ilahi iman kita kepadaNya mengandung perasaan terpesona dan kagum. Allah adalah ajaib, sangat berlainan dengan kita dan dunia yang biasa. Dia adalah Mahakudus, Mahakuasa, dan Mahamulia. Karena itu selalu ada unsur gaib dalam hubungan kita dengan Dia. Kita bisa mengenal Allah tetapi pemahaman kita tentang Dia selalu terbatas.
2. Doa dan sikap doa
Sikap doa ialah keterbukaan kepada Allah dan kerelaan selalu merubah rencana kita supaya sesuai dengan rencana Dia. Pikiran dan perbuatan kita dipengaruhi oleh hubungan kita dengan Tuhan, sekalipun pada detik ini kita tidak memikirkan Tuhan.
3. Kesalehan dan pelayanan sosial
Dewasa ini sering ada perpisahan dalam gereja antara orang-orang yang menekankan hubungan perorangan dengan Allah dan orang-orang yang menekankan keadilan sosial dan keterlibatan orang Kristen dalam masalah-masalah masyarakat. Sebenarnya dua  hal ini tidak dapat dipisahkan. Kegiatan sosial harus berakar dalam hubungan perorangan dengan Allah; kalau tidak, kegiatan itu kehilangan arah dan kuasanya. Pada pihak lain, hubungan perorangan dengan Allah akan mengakibatkan kasih kepada sesama dan kegiatan sosial. Kalau tidak, hubungan itu terbantut atau kurang wajar. Kita perlu mengembangkan jenis kesalehan yang memupuk kasih kepada sesama dan pembangunan masyarakat yang lebih adil.
Maksud pelayanan sosial seperti kebaktian dan doa ialah memuliakan Allah dan bertemu denganNya. Ibadah dan pelayanan sosial Kristen keduanya hanya bisa hidup dalam suasana pengabdian kepada Tuhan.
4. Pengaruh persekutuan dengan Allah atas diri manusia
Iman sebagai hubungan perorangan dengan Allah mempengaruhi sikap orang terhadap diri sendiri dan terhadap dunia. Pembukaan diri kepada Allah itu sering disebut penyerahan diri atau penyaliban diri.
Penyerahan diri tidak berarti bahwa diri manusia dihapuskan. Identitas seseorang tidak lenyap dalam kesatuan yang pasif dengan Yang Mahakuasa atau dengan kosmos. Persekutuan dengan Allah tidak melenyapkan diri manusia melainkan mengubah/memperbaharui diri manusia. Diri manusia dimampukan untuk memuji Allah dan melakukan pekerjaan Allah.  
5. Pengaruh persekutuan dengan Allah atas sikap terhadap dunia
Persekutuan dengan Allah berarti keterbukaan kepadaNya dan kepada pekerjaan Allah dalam diri kita. Dalam bagian tiga kita memandang pekerjaanNya di sekitar kita dalam dunia. Allah bekerja dalam panggilanNya kepada kita untuk menyerahkan kehidupan kita kepadaNya. Dia juga bekerja dalam peristiwa-peristiwa yang ikut membentuk kehidupan kita dan dunia.
D. IMAN SEBAGAI PENGIKUTSERTAAN DALAM PEKERJAAN ALLAH [6]
Pendekatan dalam bagian tiga ini berjalan langsung dari pemahaman pekerjaan Allah dalam peristiwa Alkitab kepada penafsiran pekerjaanNya masa kini. Dua pandangan ini saling melengkapi. Pertimbangan yang lebih rasional berdasarkan ajaran-ajaran theologis merupakan dasar dan ukuran untuk penglihatan yang lebih langsung tentang perbuatan Allah dan tanggapan yang tepat bagi manusia.
1. Dapatkah manusia mengerti apa yang dikerjakan Allah?
Ada beberapa sebab mengapa kita selalu mengalami kesukaran dalam menafsirkan tanda-tanda kehadiran Allah disekitar kita. Pertama, pekerjaan Allah bersifat tersembunyi. Dia tidak mengiklankan perbuatanNya. Yesus menolak penggodaan untuk melakukan perbuatan yang menakjubkan supaya orang-orang mengikut Dia (Luk 4:9-12).
Kedua, bukan Allah saja yang bekerja dalam dunia. Manusia dan kuasa-kuasa gelap juga bekerja. Allah menciptakan manusia bebas sehingga dia bisa memilih untuk menganut Allah atau melawanNya. Pekerjaan Allah sukar dilihat karena tercampur dengan perbuatan manusia yang tidak selalu selaras dengan kehendak Allah.
Ketiga, kepentingan diri sendiri merintangi penglihatan kita. Orang biasanya mempunyai praanggapan bahwa apapun yang sesuai dengan kepentingannya juga sesuai dengan kehendak Allah
2. Tempat-tempat pekerjaan Allah
            Dewasa  ini banyak buku etika Kristen menekankan pekerjaan Allah dalam revolusi-revolusi politik dan sosial. Tekanan ini dapat lebih dimengerti kalau terletak dalam kondisi lebih luas. Karena itu, kita akan melihat beberapa cara dan tempat pekerjaan Allah terjadi.
a orang-orang sering membicarakan pekerjaan Allah dalam kehidupan perorangan.
Allah menciptakan dan memelihara kita. Dia menyelamatkan kita. Hampir semua orang Kristen mengakui tanggung jawabnya untuk menanggapi pekerjaan Allah sewaktu pekerjaan itu dibicarakan demikian. Karena Allah memelihara kita, kita lebih sanggup mengambil resiko. Karena ia menyelamatkan kita, kita hidup penuh syukur dan menyerahkan kehidupan kita kepadaNya. Karena Dia memberikan kepada kita seluruh milik kita, kita memakai harta kita dengan memperhatikan kebutuhan sesama bukan dengan tamak.
Kemungkinan bersalah timbul dengan nyata waktu kita membicarakan pekerjaan Allah dalam peristiwa-peristiwa tertentu.
b. Allah bekerja dalam dan melalui kehidupan Gereja.
Kebanyakan orang Kristen setuju bahwa Allah hadir dalam khotbah-khotbah, palajaran Alkitab, sakramen-sakramen, dan dalam pelayanan, kesaksian, dan persekutuan gereja. Melalui kegiatan-kegiatan ini allah menyatakan kasihNya dan tuntutan-tuntutanNya kepada manusia. Melalui gereja, Allah melayani dunia.
c.Allah bekerja dalam peristiwa-peristiwa sosial, politik dan ekonomi.
 Dalam membicarakan pekerjaan Allah dalam masyarakat ada perbedaan dalam titik tolak orang-orang Kristen. Satu aliran memandang Allah sebagai Pemberi Kuasa kepada penguasa dan pemerintah. Allah menjamin tata-tertib dan kestabilan sosial. Aliran kedua memandang Allah sebagai Pembebas orang-orang yang tertindas dan miskin. Aliran ketiga, sama dengan aliran kedua, berpendapat bahwa pekerjaan Allah lebih nampak diantara orang-orang yang lemah dan miskin daripada orang-orang yang yang berkuasa. Tetapi lain dengan aliran kedua mereka menekankan kehadiran Allah diantara orang-orang yang menderita san sanggup berkorban sama seperti kristus sanggup berkorban. Tentu, pandangan yang bulat melihat kehadiran Allah dalam semua pekerjaan yang di sebut oleh ketiga aliran ini.
E.  IMAN SEBAGAI PENDIRIAN TENTANG APA YANG BENAR[7]
Iman dalam artinya yang pokok bukan persetujuan intelektual tentang kumpulan ajaran dan dogma. Melainkan iman itu adalah hubungan perorangan yang mengandung kepercayaan, kesetiaan, dan kasih. Iman ialah penyerahan kepada kehendak Allah dan partisipasi dalam pekerjaan Allah. Namun demikian iman kita selalu kepada sesuatu yang mempunyai makna dan isi.
Kepercayaan kita tentang sifat-sifat dan pekerjaan Allah sangat mempengaruhi kelakuan kita. Pengetahuan kita tentang kehendak Allah untuk kita harus berdasarkan pengetahuan kita tentang Allah dan pekerjaanNya. Keputusan-keputusan etis kita juga dipengaruhi oleh kepercayaan kita tentang hubungan antara hal-hal rohani dengan hal-hal jasmani berjalan dan tujuan sejarah, kebaikan dan keburukan manusia dan sebagainya.
Theologia menguraikan sifat dasar dunia; etika menguraikan tanggung jawab manusia berdasarkan sifat dasar dunia itu karena Allah adalah baik dan menciptakan dunia yang baik, kita harus berbuat baik (Mat 5:48). Dalam etika Kristen perintah Tuhan berdasar atas sifatNya dan pekerjaanNya.
1. Sebagai contoh pengaruh ajaran-ajaran theologia kepada etika
Kita bisa memandang tiga ajaran Kristen yang pokok mengenai Kristus. Kita mulai dengan ajaran tentang inkarnasi Kristus, ajaran bahwa Anak Allah menjadi manusia. Disatu pihak Yesus adalah seorang manusia sama dengan segala orang lain. Dia lahir sebagai bayi biasa yang tidak dapat berjalan dan berbicara. Dia tumbuh seperti anak-anak yang lain dalam hikmatNya dan besarNya dan dalam hubunganNya dengan Allah dan orang-orang (Luk2:52). Sebagai orang dewasa Dia kadang-kadang merasa lelah, lapar, haus dan kecewa.
Pada pihak lain orang-orang yang mengenal Yesus dengan baik menjadi yakin bahwa orang biasa itu juga luar biasa. Yaitu Dia Anak Allah. “Dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan”(Kol 2:9). Yesus merupakan penyataan/wahyu Allah yang terlengkap. Kita lebih mengerti Alllah karena penyataanNya dalam Yesus Kristus daripada penyataanNya dalam guntur dan kilat serta pekerjaanNya yang lain dalam alam.
a.  Dalam inkarnasi dinyatakan pentingnya hal-hal materi.
Yesus Kristus mempunyai baik tubuh maupun jiwa manusia. Di satu pihak tidak ada bagian ciptaan yang kudus seperti Allah adalah kudus.
b. Inkarnasi juga menyatakan arti kesalehan yang wajar.
Ada orang-orang Kristen yang menganggap kesalehan sebagai kebajikan yang terutama. Kesalehan mengandung dua hubungan yaitu hubungan dengan Allah dan dengan dunia. Kesalehan berarti kesatuan dengan Allah di tengah dunia. Terang Allah di batin kita tidak menjadi suram dan tidak dfsembunyik an dan bahaya dunia, melainkan bercahaya di depan orang di dunia (Mat 5:13-16).
2. Penyaliban Yesus.
a. Penyaliban menyatakan kedahsyatan dosa
Penyaliban menyatakan bahwa dosa kita bukan hal yang remeh. Karena dosa kita, Anak Allah menderita dan mati.  Salib Yesus juga menyatakan kedahsyatan dosa masyarakat di sekitar kita. Kita bertanggung jawab bukan untuk mengoreksi dosa kita pribadi saja, melainkan juga sedapat mungkin untuk mengoreksi dosa masyarakat. Kita menyadari bahwa struktur-struktur masyarakat rusak karena dosa dan berusaha untuk menciptakan struktur-struktur yang lebih adil dan lebih penuh dengan kasih.
b. Tetapi berita yang terutama dari salib bukanlah bahwa kita dihakimi, melainkan bahwa kita diampun.
Meskipun dosa kita dahsyat, Yesus telah menghapuskan dosa itu. Tanggapan yang tepat kepada pengampunan dan Kristus adalah hidup sebagai manusia yang diampuni, yang dibebaskan dari dosa. Kita menerima pengampunan kita sebagai pemberian dan tidak khawatir lagi akan dosa yang telah diampuni. Kita tidak perlu khawatir tentang hukuman karena dosa itu. Kita tidak perlu khawatir akan bagaimana menyelamatkan diri, karena Kristus telah menyelamatkan kita.  Oleh karena pengampunan Tuhan, kata yang pertama dalam etika Kristen bukan “supaya” melainkan “karena”. Kita berbuat baik bukan supaya kita dapat diselamatkan tetapi karena kita telah diselamatkan. Kita mematuhi Allah bukan supaya Allah mengasihi kita, tetapi karena Dia mengasihi kita.
3. Kehidupan orang Kristen dipengaruhi oleh kebangkitan Yesus Kristus.
a. Karena Yesus Kristus dibangkitkan dan antara orang mati, Dia hidup sekarang dan ada disini dengan kita. Dia tidak mati; Dia hidup dan bekerja di dunia dewasa ini.
b. Kebangkitan menyatakan bahwa orde baru telah memasuki dunia dan sedang berkembang di sini
c. Maka, dunia tempat kebangkitan Kristus ialah dunia yang penuh harapan.
Ajaran-ajaran ini mendidik dan menjadi ukuran bagi iman kita dalam kepercayaan, persekutuan, dan tanggapan kepada Allah. Karena Allah telah menyatakan diri dalam Yesus Kristus kita lebih mengerti sifat-sifatNya.
Karena penyaliban, kita melihat betapa besarnya bahaya dosa yang mengancam hubungan kita dengan Allah. Kita melihat juga bahwa persekutuan kita dengan Dia tidak berdasarkan kebaikan kita melainkan kasih karunia Allah; maka persekutuan itu mempunyai dasar yang amat kuat.
Karena kebangkitan kita mengetahui kemampuan Allah untuk memperbaharui kehidupan kita dan kehidupan orang-orang lain. Kita melihat bahwa tujuan pekerjaan Allah ialah pemulihan dunia.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Iman adalah kepercayaan dan kesetiaan; iman adalah tanggapan kepada panggilan perorangan dari Allah dan juga tanggapan kepada pekerjaan Allah dalam dunia; iman adalah pendirian kebenaran. ini merupakan suatu kesatuan yang hidup. Pada suatu ketika perhatian kita mungkin dipusatkan kepada salah satu unsur. Pada ketika lain unsur yang lain mungkin lebih penting. Namun demikian, dalam membina iman kita dan iman orang-orang lain, keempat unsur ini perlu diperhatikan. Bagi setiap unsur iman nampaklah pengaruhnya atas kelakuan. Kepercayaan dan kesetiaan kita menentukan prioritas dan arah pokok dalam kehidupan kita. Persekutuan dengan Allah menyangkut penyerahan diri dan pelayanan dalam dunia; pengabdian kita diutarakan dalam doa dan dalam perjuangan. Menanggapi pekerjaan Allah berarti bekerja sama dengan Dia. Keyakinan kita tentang kebenaran ajaran-ajaran tertentu menyebabkan kita membentuk kehidupan kita sesuai dengan ajaran-ajaran itu. Pengaruh utama bagi etika kita memang iman kita. . Iman berarti mengandalkan Allah. Ini berarti persekutuan dengan Allah. Iman  berarti menanggapi pekerjaan Allah. Iman berarti keyakinan tentang kebenaran yang dinyatakan Allah.
B. Saran
Setelah kita mempelajari materi mengenai Iman, kita dapat melihat bahwa uraian tersebut sangat bermanfaat untuk dipelajari dan di mengerti. Karena itu hendaknya kita harus dapat memenuhi atau melakukan tentang uraian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Harun, 2010, Iman Kristen, Jakarta; BPK Gunung Mulia
Jerry, 2006, Iman Yang Bermasalah, Manado; Solagratia
Malcolm, 2012 Pengambilan Keputusan Etis, Jakarta; BPK Gunung Mulia


[1] Jerry, Iman Yang Bermasalah, (Manado, Solagratia, 2006) Hal.12
[2] Harun, Iman Kristen, (Jakarta, BPK, 2010) Hal.17
[3] Jerry Op.Cit,  Hal. 13
[4] Malcolm, Pengambilan Keputusan Etis, (Jakarta, BPK, 2012) Hal.71-76
[5] Ibid Hal.  76-78
[6] Ibid Hal. 89-100
[7] Ibid Hal101-109

Comments

Popular posts from this blog

IPTEK DALAM ALKITAB

I.                    PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Metode ilmiah sering digunakan dalam pembahasan tentang pendidikan. Riset dan metode ilmiah merupakan metode pemecahan masalah yang mengacu pada berpikir reflektif yaitu berpikir menemukan masalah serta memecahkannya melalui kegiatan yang bertahap. Ilmu pendidikan adalah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. [1] Proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini merupakan hasil dari penemuan dan penelitian yang dilakukan manusia sebelumnya. Sebenarnya perkembangan tersebut diawali dengan rasa keingintahuan manusia yang sangat besar bahkan Paul Leady mengatakan bahwa ” Man is curious animals ”. [2] Keingintahuan tersebut yang mendorong manusia untuk berupaya menjawab kenyataan-kenyataan alamiah yang ada di dunia ini lewat berbagai cara, dan hal ini mendorong perkembangan ilmu dan pengetahuan. Selaras dengan asal katanya Sains berasal dari bahasa Latin “scieantia” dan terbentuk ka

GEREJA METHODIST INDONESIA

I.PENDAHULUAN A. Latar belakang Methodisme datang ke Indonesia pertama kali pada tahun 1905 setelah para misionaris Amerika mulai bekerja di Malaysia dan Singapura . Gereja Methodis di Indonesia saat itu adalah satu-satunya gereja yang tidak dimulai oleh para misionaris Belanda ataupun Jerman . Di Indonesia, para misionaris Amerika mulai bekerja di Jawa , Kalimantan , dan Sumatera . Pada tahun 1913 , setelah datangnya Bishop J. Robinson , konferensi yang pertama pun diselenggarakan di Sumatera Utara. Pada saat itu, Gereja Methodist dikenal sebagai gereja yang unik karena ini adalah satu-satunya gereja Protestan yang anggota-anggotanya terdiri atas suku Batak dan suku Tionghoa Indonesia, sementara gereja-gereja Protestan lainnya saat itu pada umumnya tersegregasi. Gereja Methodist Indonesia (GMI) adalah satu-satunya gereja di Indonesia yang hadir bukan sebagai hasil pekabaran Injil misi Belanda dan Jerman. Methodist adalah hasil pelayanan misionaris dari Amerika yang b

Makalah Proposisi Hipotesis

Tugas Kelompok Logika Dosen Pengampuh: Lydia Tumampas oleh, Budi Makaado Mormin Malatunduh Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Manado II. PEMBAHASAN A.     Proposisi Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni [1] : Subyek , perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang , benda , tempat, atau perkara. Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek. Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat . Contohnya kalimat Semua manusia adalah fana . Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedang adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh kata fana . [2] Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. [3] Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat di percaya , disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat